Penyedap Rasa Menghambat Pertumbuhan Otak Anak? Ini Kata Ahli Gizi

By Fadhila Afifah, Jumat, 23 Maret 2018 | 20:56 WIB
Penyedap rasa, gula, garam dan MSG apakah menghambat perkembangan otak anak? ()

Nakita.id - Moms, hingga kini masih banyak masyarakat yang memperdebatkan, apakah penyedap rasa MSG, gula dan garam dapat menghambat perkembangan otak anak alias bikin otak anak jadi tumpul.

Sebagian orang berpendapat, kecerdasan anak dapat dipengaruhi dari asupan penyedap rasa yang ia konsumsi dalam makanan.

So, sebagian orangtua mulai khawatir dengan penyedap rasa tersebut dalam makanan Si Kecil.

BACA JUGA: Risiko Bila Si Kecil Sudah Kecanduan Gula dan Garam dalam MPASI-nya

Menurut WHO (World Health Organization) dalam jurnal berjudul "Infant and young child feeding, model chapter for textbooks for medical students and allied health professionals" 2009 mengatakan, jika pemberian gula dan garam dalam MPASI tidak dianjurkan.

Begitu pula untuk anak di bawah 5 tahun atau balita yang sudah mengonsumsi makanan padat.

Sebab, penggunaan penyedap rasa, gula garam dan MSG memang akan menimbulkan dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama pada anak-anak.

"Sesuatu jika dikonsumsi berlebihan pasti akan mempunyai dampak negatif, sejauh mana dampak itu muncul tergantung aktivitas anak. Tapi kalau berbicara mengenai gula garam dan penyedap rasa, kalau terlalu banyak akan memicu masalah," kata Ahli Gizi, Emillia Achmadi, MS., RD saat ditemui Nakita.id di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2018).

BACA JUGA: Bukan Sekedar Perasa, Ini Dia Keistimewaan Kaldu Untuk MPASI Si Kecil

Ketika Si Kecil sudah dikenalkan dengan gula dan garam (rasa gurih) lalu dia menjadi addict, pasti akan ada masalah kesehatan yang muncul.

Memang efeknya bukan saat ini, namun nanti ketika Si Kecil sudah beranjak dewasa.

"Kalau kita berbicara garam, pengaruhnya terhadap tekanan darah pada saat bertumbuh menjadi dewasa, kalau berbicara gula efeknya sama menyebabkan fluktuasi gula darah, ini yang memicu kenapa penyakit diabetes militus semakin muda penderitanya," sambung Emillia.

BACA JUGA: Ini Alasannya Berita Hoax MSG Dipercaya. Padahal Penciptanya Profesor

Tapi berbeda halnya dengan penyedap rasa MSG. Menurut Emillia, tidak ada literatur yang megatakan MSG punya efek negatif jika dikonsumsi dalam jumlah normal.

"Kalau membahas penyedap MSG, memang secara literatur tidak ada yang menunjukkan bahwa MSG punya efek negatif jika dikonsumsi dalam jumlah yang normal, jumlah yang tidak berlebihan," ungkap Ahli Gizi ini.

Nah, ternyata masyarakat banyak yang tidak tahu, sebenarnya MSG ini adalah aspek alami yang terdapat di semua jenis makanan.

"Kalau kita makan buah melon, itu ada MSG, tapi kita ngga pernah merasakan dampak negatifnya, karena di dalam buah melon ada unsur lain, ada serat ada vitamin, cairan, dan inilah yang kemudia menyeimbangkan kalaupun ada dampak negatif dalam  jumlah berlebihan," jelas Emillia.

BACA JUGA: Kak Seto, School Phobia Bisa Menjadi Penyebab Anak Tak Mau Sekolah

Yang menjadi masalah, kita sudah terbiasa menggunakan MSG terlalu banyak. Tujuannya agar rasa makanan lebih memikat meskipun tak banyak ditambah bumbu lain.

"MSG sering digunakan terlalu banyak karena akan membantu indra perasa kita untuk lebih peka terhadap rasa, padahal itu penggunaan yang tidak benar," jelas Emillia.

Jadi Moms, penggunaan gula garam memang jelas berdampak buruk untuk otak dan kesehatan Si Kecil, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.

Tapi belum ada bukti bahwa MSG bisa memengaruhi pertumbuhan otak Si Kecil. Meskipun demikian, penggunaannya tidak disarankan juga oleh Emillia sebagai Ahli Gizi.

"Jika tidak perlu menggunakan MSG, tidak perlu dipakai, sehingga jika sesekali kita makan di luar dan terdapat MSG, big deal, tubuh kita mampu mengendalikan  jumlah yang sesekali ada dalam makanan," tutup Emillia.