Apakah Anak Mulai Pilih-pilih Makanan?

By Ida Rosdalina, Sabtu, 1 Juli 2017 | 22:45 WIB
5 Tip untuk Bepergian Dengan Si “Picky Eater” (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Batita cenderung mengembangkan "favoritisme makanan" saat mereka bertambah umur. Jika anak mulai diperkenalkan dengan makanan baru yang ternyata tidak disukainya, ia akan berteriak menolak dan menyingkirkannya segera. Ini normal saja, Bu! Bagaimanapun, preferensi anak akan berubah seiring bertambahnya usia.

Bila ditambah dengan peningkatan tingkat aktivitas dan rentang perhatian yang pendek, waktu makan bisa menjadi tantangan tersendiri. Akibatnya, anak mungkin lebih memilih makanan yang mudah dimakan dan dicerna.

Makanan seperti sayuran menjadi tidak populer di kalangan anak-anak karena selera masing-masing. Daging juga tidak disukai karena sulit dikunyah dan dicerna. Dalam keadaan normal, anak akan mengonsumsi makanan dalam jumlah cukup untuk mempertahankan pertumbuhan. Namun, ketidakseimbangan gizi dapat terjadi dalam beberapa kasus, terutama jika ia mengonsumsi jumlah makanan tertentu dalam jumlah terbatas.

(Baca juga : 5 Kesalahan Mama yang Membuat Anak Susah Makan)

Misalnya, asupan yang tidak mencukupi:

• Karbohidrat dan protein - dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan sehingga menurunkan berat badan

• Serat - dapat menyebabkan sembelit

• Vitamin dan mineral - dapat menyebabkan masalah seperti anemia.

Anak-anak yang makannya pilih-pilih cenderung tumbuh lebih selektif dengan makanannya. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan gizi dan kebiasaan makan yang tidak sehat seperti orang dewasa. Sementara, suplemen gizi bisa menjadi salah satu andalan untuk memberikan anak makanan seimbang.

Napsu makan yang buruk dan penolakan makanan sering kali diperhatikan selama masa transisi untuk makan dengan menggunakan sendok dan makan sendiri.

(Baca juga : Kalau Dibiarkan, Anak Susah Makan Lama-lama Bisa Depresi)

Penting untuk memastikan bahwa penolakan anak dalam pemberian makan bukanlah pertanda penyakit. Oleh karena itu, penting agar anak diperiksakan oleh dokter anak untuk menyingkirkan penyebab medis dari penolakan makanannya, seperti refluks, alergi protein susu sapi atau tersedak.