Benarkah Terapi Garam Mampu Mengobati Eksim Anak?

By Ida Rosdalina, Sabtu, 1 Juli 2017 | 23:00 WIB
Benarkah Terapi Garam Dipercaya Mampu Mengobati Eksim Anak? (Ida Rosdalina)

Nakita.id - Sebuah spa baru menawarkan terapi kuno yang melibatkan relaksasi di ruangan yang meniru sebuah gua garam sambil bernapas dalam udara yang mengandung garam.

Terapi garam, atau halotherapy ditawarkan di Breathya, yang dibuka di Parkway Center di Marine Parade tahun lalu. Terapi ini menurut pengelola berguna membantu memperbaiki gejala pernapasan dan masalah eksim.

Di Breathya, sebuah halogenerator mengisi udara di ruang garam dengan kabut kering dari partikel garam. Dindingnya dilapisi garam dan ada garam di lantai ruang tanpa jendela.

Biaya paketnya mulai dari Rp665.000 sampai Rp1.500.00. Pelanggan dapat bersantai di kursi panjang hingga satu jam, membiarkan partikel mikro-garam bekerja efektif. Sementara, untuk anak-anak dikenakan biaya yang sedikit lebih murah.

(Baca juga : 6 Perawatan Terpercaya untuk Eksim Bayi)

Di sini, pelanggan harus memakai penutup shower sekali pakai dan penutup sepatu untuk alasan kebersihan. Ada kemungkinan, kita harus berbagi kamar dengan orang lain. Terapi garam dimulai di Eropa Timur pada pertengahan 1800-an setelah orang-orang menemukan bahwa mereka yang bekerja di tambang garam di Polandia memiliki tingkat penyakit pernapasan yang sangat rendah.

Dr Kenneth Chan, seorang dokter ahli pernapasan di Rumah Sakit Gleneagles, mengatakan bahwa penelitian kecil yang dilakukan di Eropa Timur telah menunjukkan bahwa halotherapy dapat membantu memperbaiki gejala dan fungsi paru-paru pada pasien asma, bronkitis dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

"Namun, sebagian besar penelitian ini memiliki kelemahan metodologis yang signifikan," Dr. Kenneth mengingatkan. Ada kemungkinan bahwa halotherapy bekerja dengan cara yang sama seperti semprotan hidung atau pengaliran air garam.

(Baca juga : Tip Jitu Mencegah Eksim Pada Bayi)

Banyak penderita asma, PPOK dan penyakit pernapasan lainnya memiliki produksi dahak yang kronis. "Diketahui bahwa menghirup aerosol garam hipertonik (kandungan garam tinggi) membantu melonggarkan dan mengeluarkan dahak dari paru-paru, sehingga lebih mudah untuk batuk dahak," katanya.

"Pada pasien dengan sinusitis kronis, pengaliran air garam steril diketahui membantu melarutkan dan membersihkan lendir tebal di rongga hidung dan sinus."

Terapi garam, jika berhasil mampu mempermudah batuk sputum. Ini bekerja dengan cara menarik air ke lapisan saluran napas yang berfungsi membuat lendir kurang tebal dan mudah dilepas, kata Dr Kenneth.

Terapi garam tampaknya bisa ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya meliputi kulit gatal, mata merah dan iritasi tenggorokan. Namun, itu harus dipertimbangkan hanya sebagai pengobatan alternatif.

"Terapi garam belum dipelajari secara ketat. Makanya, tidak ada rekomendasi yang bisa dilakukan mengenai frekuensi perawatan, " tambahnya.

Dr Lynn Chiam, seorang ahli kulit di Mount Elizabeth Novena Specialist Center, mengatakan tidak ada bukti ilmiah untuk menunjukkan bahwa terapi garam dapat mengobati gejala penyakit kulit.

(Baca juga : 5 Ruam Kulit yang Sering Dialami Anak)

"Beberapa laporan tentang penggunaan terapi garam untuk penyakit kulit adalah kumpulan pengalaman terbatas pada sejumlah kecil pasien, yang belum divalidasi," katanya.

Dr Lynn mengatakan terapi garam, atau perendaman air laut, belum terbukti bisa membantu eksim pasien. Pasien ini harus menghindari kontak dengan zat yang bisa mengiritasi kulit. Ia menyarankan orang untuk menggunakan pelembab dan pembersih lembut secara teratur.

"Sementara terapi garam sangat populer di spa dan mungkin memberi rasa nyaman, tidak ada cukup bukti ilmiah untuk menunjukkan bahwa ini membantu penyakit kulit," kata Dr Lynn.