Tidak Semua Jenis Kram Saat Hamil Perlu Dikhawatirkan

By Dini Felicitas, Selasa, 18 Juli 2017 | 06:30 WIB
Tidak semua kram saat hamil perlu dikhawatirkan. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Kram saat hamil memang menimbulkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil. Banyak kejadian tidak diinginkan yang timbul akibat kram membuat para calon ibu merasa ketakutan saat rasa kram menyerang. Tapi tenang, kram ternyata tidak perlu dikhawatirkan, dan pada kebanyakan kasus dianggap tidak membahayakan.

Amanda Selk, dokter kandungan dan kebidanan di Women's College Hospital di Toronto menjelaskan, kram biasanya disebabkan otot-otot rahim yang berkontraksi. Pada trimester pertama, kram bisa terjadi karena sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim mulai tumbuh. Jika hal ini terjadi, tentu saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Agar ibu hamil tidak langsung panik saat kram terjadi, berikut adalah beberapa jenis kram saat hamil yang tidak perlu dikhawatirkan:

Kontraksi Braxton Hicks Jika kram yang dirasakan oleh ibu hamil memiliki intensitas yang tidak beraturan dan tidak dapat diprediksi, kemungkinan itu adalah kontraksi Braxton Hicks, atau yang lebih dikenal dengan kontraksi palsu. Biasanya mulai dirasakan saat trimester kedua kehamilan dan terjadi karena otot rahim mengencang selama 30-60 detik. Kontraksi Braxton Hicks umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya rasa tidak nyaman, dan tidak perlu dikhawatirkan.

Sakit pada Ligamen Ibu hamil biasanya merasakan sakit di daerah perut atau salah satu sisi pangkal paha. Jangan langsung panik jika hal ini terjadi karena ini sebenarnya bukanlah kram, melainkan hanya peregangan di daerah ligamen yang mengelilingi perut. Biasanya sakit yang dirasakan hanya akan berlangsung selama beberapa detik, dan jenis kram ini sama sekali tidak membahayakan ibu hamil dan bayi yang dikandung.

Kram Setelah Berhubungan Intim Setelah merasakan orgasme saat berhubungan intim, beberapa ibu hamil biasanya merasakan kram atau kontraksi. Hal inilah yang membuat ibu hamil berhenti atau malas melakukan hubungan intim karena takut membahayakan kondisi kandungannya. Padahal menurut Amanda, kram atau kontraksi yang dirasakan ibu hamil tidaklah membahayakan karena tidak berlangsung lama. Jika menimbulkan rasa sakit atau perdarahan, barulah hubungan intim dikategorikan berbahaya.

Lalu, jika ibu hamil mengalami kram, apa yang harus dilakukan? Amanda menuturkan, yang paling utama adalah membuat diri Ibu nyaman. Umumnya kram akan hilang setelah ibu hamil beristirahat dan merasa nyaman. Jangan lupa cukup minum air putih karena dehidrasi juga bisa menyebabkan kram. Tapi pastikan juga untuk tidak menahan buang air kecil karena kram yang dirasakan kemungkinan akan bertambah parah.

Terakhir, Amanda kembali mengingatkan para ibu hamil untuk tidak terlalu mengkhawatirkan rasa kram yang dirasakan. Kram mulai berbahaya jika menimbulkan perdarahan atau rasa sakit yang dirasakan semakin parah meski sudah beristirahat. Amanda juga menambahkan, kram yang disertai dengan perdarahan bisa jadi sebagai tanda awal keguguran. Atau kram yang terjadi di usia kehamilan 37 minggu karena kemungkinan bayi akan lahir prematur.

Jika ini terjadi, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi dengan dokter atau bidan.