Nakita.id - Singapore Airlines (SIA) sedang mengkaji porsi kacang di dalam penerbangannya, menyusul sebuah insiden minggu lalu di mana seorang anak disebutkan memiliki reaksi alergi terhadap kacang yang dikonsumsi juga oleh penumpang lainnya.
Marcus Daley yang berusia tiga tahun telah diberikan makanan bebas kacang di atas pesawat penerbangan SQ217, yang berangkat dari Singapura menuju Melbourne pada 12 Juli lalu.
Tapi, setelah salah satu penumpang membuka paket makanan yang terbuat dari kacang tanah telah disajikan kepada mereka, anak laki-laki itu mulai muntah, matanya mulai membengkak dan ia tidak dapat berbicara dengan benar," ungkap ayahnya, Chris Daley kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC ) Senin (24/7).
(Baca juga : Anak Alergi Kacang)
Istrinya, Madam Hong Daley juga ikut dalam penerbangan. Mereka bertiga berasal dari Australia dan hendak kembali ke negara asalnya.
Seorang juru bicara SIA mengatakan, "Saat ini, penumpang dengan alergi kacang dapat meminta makanan bebas kacang pada titik pemesanan atau setidaknya 48 jam sebelum penerbangan mereka. Setelah kejadian tersebut, kami meninjau kembali porsi kacang di dalam penerbangan kami."
Menurut keluarga, Marcus memiliki anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi yang parah yang bisa disebabkan oleh makanan, obat, gigitan serangga atau sengatan tertentu.
(Baca juga : 5 Kesalahan Mama yang Menyebabkan Anak Alergi)
Setelah awak kapal diberitahu tentang reaksi alergi anak tersebut, mereka segera membuang semua paket makanan keluarga Daley. Penyajian kacang juga ditangguhkan di kabin untuk sisa penerbangan.
Kemudian, anak itu sembuh setelah orang tuanya memberinya obat anti alergi yang mereka bawa dalam penerbangan. Juru bicara maskapai mengatakan, bahwa mereka telah berhubungan dengan keluarga tersebut.
Dokter mengatakan bahwa kasus yang melibatkan reaksi parah setelah paparan kacang jarang terjadi. Dr. K.V. Ratnam, pakar alergi, mengatakan bahwa anak tersebut mungkin sangat sensitif terhadap kacang.
"Anak mungkin sangat alergi terhadap anafilaksis setelah hanya menghirup alergen dari uap kacang," kata Dr Ratnam, yang menjalankan praktik pribadi di Pusat Alergi dan Kulit Ratnam.