Ternyata, Mengajarkan Anak untuk Berbagi Tidak Selalu Bermanfaat

By Dini Felicitas, Kamis, 27 Juli 2017 | 06:00 WIB
Ternyata, mengajarkan anak untuk berbagi tidak selalu baik hasilnya. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Sejak dulu, anak selalu diajarkan untuk berbagi dengan orang lain, dan diberi pemahaman bahwa berbagi adalah hal yang baik. Tapi ternyata hal ini tidak berlaku bagi Laura Celenza, mantan guru prasekolah yang sekarang menjadi peneliti pengembangan anak usia dini, spesialis anak-anak prasekolah.

Sekitar 15 tahun lalu, seorang profesor tempat dia belajar di kursus pengembangan anak mengatakan, “Saya tidak akan memaksa anak untuk berbagi.” Alasannya sederhana, daripada meminta anak berbagi, profesor tersebut ingin mengajari anak cara berkomunikasi dengan orang lain dan menjadikannya lebih mandiri.

Begini cara kerjanya. Lauren berbagi cerita, jika sebelumnya ada seorang anak yang sedang bermain dengan sebuah mainan dan anak lain juga ingin memainkannya, dia akan mengatur waktu dan saat waktunya habis mainan tersebut harus diberikan pada anak yang memintanya.

Sekarang Lauren tidak lagi melakukannya. Jika ada anak yang meminta mainan anak lain, dia justru akan berkata pada anak tersebut, “Mengapa kamu tidak bertanya padanya apakah kamu bisa memiliki mainannya saat selesai?”. Karena tidak ada yang salah meminta seorang anak menunggu giliran mereka, dan hal tersebut justru memperkuat kemampuan mereka untuk mengatur diri sendiri.

Lauren mengingatkan, saat bermain adalah saat anak belajar. Bisa bayangkan apa yang dirasakan anak saat mereka belajar dengan mainannya, lalu tiba-tiba diberikan waktu agar dia cepat selesai dan memberikan mainannya pada orang lain, padahal dia belum selesai belajar? Itulah yang dimaksud Lauren.

“Kita, manusia dewasa, juga pasti tidak senang jika ada yang membatasi waktu kita saat menggunakan handphone karena mungkin belum selesai membaca artikel atau bermain game. Nah, hal yang sama juga dirasakan oleh anak dengan mainannya,” ujarnya.

Dengan meminta anak untuk bertanya baik-baik apakah bisa menggunakan mainannya saat selesai, anak secara tidak langsung belajar untuk menunggu giliran mereka saat menginginkan sesuatu dari orang lain. Sedangkan bagi anak yang masih bermain, mereka bisa terus memainkan mainannya hingga selesai tanpa diberi batasan waktu.

“Kita harus mengajarkan anak-anak untuk membuat pilihan mereka sendiri. Jika kita bahkan tidak bisa membiarkan mereka memutuskan kapan mereka selesai dengan mainannya, kita tidak menyiapkannya untuk kesuksesan dalam jangka panjang. Ini mungkin terlihat memiliki dampak yang kecil, tapi sangat penting untuk ke depannya,” jelas Lauren.

Sikap yang mengajarkan anak untuk tidak berbagi ini lebih dari sekadar mengajarkan anak untuk bergiliran, tapi juga mengenalkan anak tentang kemampuan untuk melakukan sesuatu, mencari solusi, dan komunikasi saat menghadapi konflik. “Saya telah memulai peraturan sederhana ini di rumah, dan dengan anak-anak tempat saya bekerja karena saya ingin anak-anak menghormati orang lain, bersikap baik, dan yang terpenting bahagia.”

Nah, ternyata mengajarkan anak untuk berbagi tidak selalu memberikan hasil yang baik ya, Bu. Lebih baik, ajarkan anak untuk berkomunikasi dan mengontrol dirinya.