Nakita.id - Setiap kehamilan memiliki keluhannya masing-masing. Jika sering mengalami sakit perut saat hamil, hal pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi ke dokter.
Bila ternyata hasilnya adalah masalah kecil seperti gangguan pencernaan atau keasaman, maka keluhan tersebut bisa disembuhkan.
Tapi dalam beberapa kasus, rasa sakit yang mengganggu bisa menjadi gejala dari sesuatu yang lebih serius. Sebenarnya, beberapa ibu hamil mengalami sedikit rasa sakit di perut selama trimester pertama.
Alasan dibalik itu bisa jadi adanya perluasan uterus yang bisa menyebabkan sembelit dan beberapa masalah pencernaan. Tapi nyeri pada trimester kedua dan ketiga tidak boleh diremehkan, Bu! Berikut beberapa alasannya.
Baca juga : Tip Atasi Nyeri Perut Saat Hamil
Sering buang air kecil Ibu hamil yang sering bolak balik kamar mandi hanya untuk buang air kecil, ditambah dengan munculnya sensasi gatal atau sensasi terbakar, maka sebaiknya perlu diperiksa untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih.
Pendarahan Jika seringnya sakit perut mengakibatkan pendarahan, seperti munculnya bercak darah atau kram, ini bisa dinyatakan sebagai indikasi keguguran. Untuk menghindari risiko serius pada kondisi kandungan, segera temui dokter!
Baca juga : Tujuh Rasa Sakit yang Sering Menyerang Ibu Hamil
Kehamilan ektopik Yang dinamakan kehamilan ektopik bisa menyebabkan sakit perut sekaligus pendarahan, terutama selama usia kandungan masih 6-10 minggu.
Hal ini dikarenakan kehamilan yang berkembang di luar rahim. Tentunya kondisi ini bisa sangat membahayakan ibu dan bayi.
Gangguan rahim Dalam beberapa kasus kehamilan, ketika plasenta mulai merobek dinding rahim, nyeri yang dirasakan secara konstan bisa dialami di sekitar perut.
Baca juga : Ini Tanda Nyeri Perut Selama Kehamilan yang Perlu Diwaspadai
Persalinan prematur Jika ibu hamil merasakan sakit menyertai kontraksi selama fase kehamilan terakhir, maka hal ini juga bisa menandakan kita akan mengalami persalinan prematur.
Karena kelahiran prematur bisa memunculkan berbagai risiko bagi bayi dan ibu, maka konsultasi rutin dengan dokter kandungan menjadi langkah utama yang harus dilakukan! (*)