Tabloid-Nakita.com – Perut menjadi bagian yang sensitif selama kehamilan. Janin tumbuh dan berkembang di rahim dan berdampak pada perut. Nyeri perut selama kehamilan menjadi hal yang pasti terjadi. Namun, tak selamanya nyeri perut tersebut bisa dibilang normal atau aman. Mama perlu mengetahui tanda-tanda nyeri perut selama kehamilan yang perlu di waspadai.
Baca juga: Tip mengatasi nyeri perut selama kehamilan
Secara umum, nyeri perut yang normal disebabkan oleh bertumbuhnya janin. Janin yang bertumbuh membuat rahim semakin membesar dan menekan bagian di dalam perut lainnya seperti usus. Hal ini dapat menyebabkan nyeri perut serta mual. Sembelit dan kembung menjadi penyakit yang umum dialami ibu hamil.
Hormon progestron merupakan hormon yang meningkat selama kehamilan. Hormon ini memperlambat sistem pencernaan Mama. Maka, perjalanan makanan akan semakin melambat dan menyebabkan sembelit dan perut kembung. Kontraksi perut juga menjadi hal yang normal terjadi pada ibu hamil. Gerakan janin di trimester ketiga kehamilan turut memicu nyeri perut.
Baca juga: Apa penyebab nyeri perut bagian bawah?
Namun, Mama perlu memahami tanda-tanda nyeri perut selama kehamilan yang perlu diwaspadai. Kehamilan etopik atau di luar rahim menjadi salah satu nyeri perut yang perlu diwaspadai. Biasanya nyeri perut yang disebabkan oleh kehamilan etopik diikuti dengan pendarahan pada bulan kedua hingga ketiga kehamilan. Nyeri perut akibat kehamilan etopik juga diikuti nyeri panggul yang berlebihan.
Nyeri perut selama kehamilan juga bisa menjadi gejala keguguran. Keguguran lebih berisiko ketika berada di trimester pertama. Sebanyak 15% hingga 20% kehamilan pada trimester awal kehamilan di akhiri dengan keguguran. Mama perlu mewaspadai jika nyeri perut dirasakan seperti kram menstruasi. Kram tersebut juga muncul teratur dan dalam jangka waktu lama.
Di trimester akhir kehamilan terutama sebelum minggu ke-37, Mama perlu mewaspadai terjadinya kelahiran prematur. Terutama sebelum minggu ke-37, Mama mengalami nyeri perut disertai dengan sakit punggung terus menerus. Nyeri perut yang menjadi gejala kelahiran prematur mungkin disertai dengan keluarnya cairan vagina dan pendarahan.
Baca juga: Plasenta lepas dan ketuban pecah terlalu dini. Kok bisa?
Mama juga perlu mewaspadai nyeri di bagian bawah perut. Nyeri ini juga terjadi terus menerus tanpa jeda. Hal tersebut bisa jadi tanda lepasnya plasenta dari janin. Hal ini dapat terjadi pada trimester ketiga. Operasi darurat biasanya langsung dilakukan untuk menyelamatkan janin. Kondisi ini juga disebabkan oleh tekanan darah tinggi selama kehamilan. Tekanan darah tinggi juga menyebabkan terhambatnya nutrisi dan oksigen pada janin. Maka, nyeri pada perut menjadi tanda tekanan darah yang tinggi.
Mama memang peru waspada mengenai tanda nyeri perut selama kehamilan. Jika nyeri perut disertai demam, mual hingga pendarahan ada baiknya langsung mengunjungi dokter untuk mengetahui penyebabnya.
(Niken/Parents)
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR