Nakita.id - Penyakit kuning pada masa neonatal sering terjadi pada sebagian besar bayi yang baru lahir. Namun, tidak semua dari bayi yang menderita penyakit kuning memerlukan perawatan atau perhatian yang intensif.
Dalam kebanyakan kasus, perawatan dan perhatian medis minimal dilakukan seperti fototerapi, yang dapat membantu mengatasi masalah ini. Penyakit kuning pada masa neonatal terjadi karena kelebihan bilirubin di dalam tubuh, yang dihasilkan karena pemecahan sel darah merah saat mengganti yang lama.
Bilirubin ini dikeluarkan dari tubuh oleh organ hati melalui urin dan tinja. Karena hati bayi yang baru lahir belum cukup matang untuk melakukan hal ini secara efisien, ada kelebihan bilirubin, yang membuat bayi menjadi pucat dan tubuhnya berwarna kuning.
(Baca juga : Penyakit Kuning Bayi Prematur: Kenali Mana yang Normal dan Mana yang Tidak)
Sebagian besar para dokter menyarankan agar ibu-ibu bayi yang memiliki penyakit kuning neonatal harus terus memberikan ASI kepada anak-anak mereka.
Menyusui pada hari-hari awal membuat bayi terhidrasi, membantu organ hatinya matang dan melancarkan pencernaan si kecil. ASI juga membantu dalam mengobati agar organ hati lebih matang, sehingga dapat menyingkirkan bilirubin secara efektif.
Tapi terkadang, ASI juga bisa menyebabkan ikterus pada bayi yang dikenal dengan istilah ikterus ASI. Ada hubungan yang kuat antara menyusui dan hiperbilirubinemia, di mana ada sejumlah besar bilirubin yang beredar dalam darah.
(Baca juga : 10 Fakta Tentang Bayi kuning)
Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Seminar Neonatology pada tahun 2002 menyatakan, bahwa bayi yang mendapat ASI memiliki kadar bilirubin lebih tinggi daripada bayi yang diberi susu formula. Alasan yang dikutip adalah asupan cairan dan kalori yang buruk, ketidakmampuan untuk mencegah bilirubin dan penyerapan yang buruk di usus bilirubin.
Faktanya, sebuah penelitian terdahulu yang didokumentasikan dalam Jurnal Royal Society of Health pada tahun 1989 menyatakan bahwa dua jenis penyakit kuning yang terkait dengan pemberian ASI telah diketahui.
Jenis pertama adalah karena kekurangan kalori dan frekuensi makan yang tidak mencukupi. Hal ini mampu ditangani dengan memberi ibu dukungan dan pengetahuan yang tepat untuk memberikan bayi nutrisi optimal, terutama jika kadar bilirubin meningkat.
(Baca juga : Bayi Kuning, Bahayakah)