Nakita.id - Ibu hamil rentan mengalami sakit dan tidak jarang harus mengonsumsi obat. Tapi penelitian terbaru menyebutkan bahwa mengonsumsi antibiotik saat hamil dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir cacat. Meskipun para peneliti mengklaim risiko tersebut sangat kecil karena hanya tiga obat yang diteliti dan semuanya tidak memiliki efek negatif pada ibu hamil, namun mereka tetap merasa penemuan tersebut mengkhawatirkan. Bagaimana pun, banyak ibu hamil yang terkena infeksi di masa kehamilannya.
Dr Anick Bérard, penulis senior dari Montreal University, mengatakan, "Infeksi selama kehamilan sering terjadi dan harus ditangani. Penelitian kami lebih menekankan tentang pilihan yang lebih aman untuk pengobatan infeksi, khususnya infeksi saluran kemih atau infeksi paru-paru, setidaknya selama trimester pertama kehamilan."
Para dokter sendiri sebelumnya telah sering menjelaskan mengenai bahayanya infeksi yang tidak diobati, terutama pada ibu hamil yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pada penelitian sebelumnya, peneliti secara konsisten telah menemukan bahwa antibiotik dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Kemudian tim peneliti yang sama melakukan sebuah penelitian besar di bulan Mei yang juga menemukan hubungan antara antibiotik dan keguguran. Di antara banyak jenis antibiotik yang aman diminum oleh ibu hamil, beberapa di antaranya secara signifikan memiliki risiko yang lebih tinggi, bahkan lebih dari dua kali lipat.
Menurut sebuah studi yang dilakukan pada hampir 140.000 bayi yang lahir di Canada, antibiotik jenis amoksisilin, sefalosporin, dan nitrofurantoin relatif aman untuk bayi. Sementara nitrofurantoin, yang sering digunakan untuk mengobati infeksi saluran kencing pada ibu hamil, ternyata juga dinyatakan aman.
Meskipun begitu, beberapa jenis antibiotik lain dinyatakan memiliki risiko yang lebih tinggi, bahkan lebih dari dua kali lipat. Macrolides dan quinolones ternyata bisa memicu keguguran dan berkaitan dengan kelahiran bayi lahir cacat. Sementara klindamisin, doksisiklin, kuinolon, makrolida, dan fenoksimetilpenisilin, semuanya terkait dengan bahaya pembentukan organ yang tidak sempurna pada janin.
Penelitian yang diterbitkan di British Journal of Clinical Pharmacology, ini berdasarkan data yang dilakukan antara tahun 1998 sampai 2008.
Selain penelitian tersebut, para ahli dari Rumah Sakit Anak Cincinnati Medical Center juga berpendapat sama, bahwa ibu hamil yang mengonsumsi antibiotik dapat membahayakan anak-anak mereka. Menurut mereka, obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh bayi jangka panjang. Hal ini disebabkan bakteri usus yang ramah, yang memainkan peran penting dalam perkembangan anak, sering terbuang oleh obat-obatan terlarang dan justru memberikan efek negatif pada bayi.