Bayi Disiksa Akibat Ibu Merasa Disakiti Suami, Pelajaran Penting Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Masalah Rumah Tangga

By Soesanti Harini Hartono, Selasa, 1 Agustus 2017 | 05:30 WIB
Gangguan emosional menjadi bahaya bertengkar di depan anak (Gisela Niken)

Nakita.id –Seminggu terakhir sebuah video cukup viral di media sosial. Sebuah video penyiksaan seorang bayi oleh ibunya sendiri diunggah oleh akun Facebook Eva Ega. Dalam keterangan video tersebut, Eva menjelaskan bahwa sang Ibu merasa kecewa dan merasa disakiti oleh Ayah dari bayi tersebut.

Video tersebut kemudian menarik perhatianetizen. Banyak orang mengecam aksi ibu tersebut. Meski sang Ibu disakiti, anak seharusnya bukan jadi tempat pelampiasan. Hal ini menjadi pelajaran penting agar anak tidak menjadi korban pelampiasan masalah rumah tangga.

Baca juga: Bob Livingstone, LCSW, seorang konsultan keluarga dari The Californian Association for Mariage and Family Therapists mengungkapkan dampak yang mungkin terjadi ketika seorang anak menjadi korban masalah rumah tangga misalnya pertengkaran suami istri hingga perceraian.

Konflik yang ditemui anak sehari-hari ternyata berdampak pada kepribadiannya. Anak yang sering melihat konflik Ayah Ibunya cenderung menutup diri. Hal ini agar ia tak mencampuri urusan kedua orangtuanya.

Anak yang pembangkang juga bisa disebabkan karena konflik orangtua. Anak cenderung kurang percaya terhadap orangtua sehingga memilih untuk tidak mengikuti aturan atau saran dari salah sat pihak.

Baca juga: Kondisi ini sangat berpengaruh pada minat dan bakat anak. Menurut Bob, anak bisa saja mengalami penurunan bahkan kehilangan minat di sekolah.

Anak juga memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi. “Bisa jadi ketika ada peristiwa sang ayah meninggalkan dirinya, ada kekhawatiran bahwa sang ibu juga akan meninggalkannya,” tambah Bob.

Melihat begitu banyak dampak yang mungkin terjadi pada anak, Ibu bisa melakukan beberapa hal ketika muncul konflik suami istri agar si kecil tak terlibat.

Usahakan saat bersama dengan anak-anak, Ayah dan Ibu ada di dalam kubu yang sama.

Baca juga: Artinya, jangan memperlihatkan perbedaan pandangan atau justru malah membela diri masing-masing. Anak akan sulit untuk memilih mana yag harus ia lakukan sehingga ia jadi tak paham mana yang benar dan salah.

Jangan lupa ketika ada konflik antara suami istri, perlu ada waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum berdiskusi untuk mencari jalan keluar. (*)

Berteriak atau bertengkar dengan emosi akan berdampak buruk bagi hubungan bahkan tumbuh kembang anak.