Dianggap Terlalu Vulgar, Foto Menyusui Putri Presiden Kyrgyzstan Mendapat Kecaman dari Netizen

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 3 Agustus 2017 | 01:00 WIB
Aliya Shagieva, (20) dan bayinya (Santi Hartono)

Nakita.id - Putri Presiden Kyrgyzstan Almazbek Atambayev sebelumnya telah membalas kritik negatif dan hujatan di dunia maya setelah ia memutuskan untuk mengunggah foto dirinya tengah menyusui bayinya di akun Instagram pribadi.

Ibu dari satu orang anak, Aliya Shagieva, (20) adalah putri termuda Presiden Atabayev (60). Ia telah menjadi pemimpin Kyrgyzstan, yang 75 persen warga negaranya beragama Muslim sejak Desember 2011.

Aliya, yang telah dinikahi suaminya, Konstantin pada September 2016 lalu memilih tidak berkomentar banyak mengenai kehamilannya sampai ia hampir melahirkan pada bulan Maret. Saat itu, ia juga sempat memamerkan kehamilannya hanya dengan mengenakan pakaian dalam.

Baca juga : 4 Selebriti Ini Tak Malu Unggah Foto Menyusui di Media Sosial

Pada Maret, Aliya melahirkan anaknya, Tagir. Sejak itu, ia jadi aktif mengunggah beberapa foto secara online untuk memamerkan kehamilan pertamanya dan kemudian saat-saat menyusui.

Foto pertama yang dibagikannya ternyata memicu perselisihan di antara anggota masyarakat yang lebih tradisional dan mengatakan bahwa ’salah’ jika perempuan memamerkan tubuhnya.

Melihat komentar tersebut, ia pun membalas, ”Norma, gagasan tentang tidak bersikap sederhana menjadi kabur, dan bisa berubah tergantung pada budaya, waktu dan faktor lainnya. Inilah mengapa tidak ada gunanya berdebat tentang itu. Bagaimana kita bisa tahu apa yang akan diterima secara sosial dalam beberapa generasi?"

Baca juga : Alasan Alyssa Milano Pajang Fotonya Menyusui di Socmed

Aliya pun terus berbagi foto, dan baru-baru ini dirinya mengunggah foto menyusui Baby Tagir. Ia menulis, ”Di postingan ini saya ingin membagikan pemikiran saya pada salah satu dari dua kesalahan orang yang suka menasihati hal-hal secara online.”

Ia melanjutkan bahwa kesalahan nomor satu, yakni seksualitas payudara perempuan. Kesalahan nomor dua ialah diskriminasi masyarakat, yang orangtuanya berposisi tinggi.

Dulu, orang-orang seakan melupakan tujuan sebenarnya dari payudara perempuan dan membuatnya menjadi alat yang memuaskan mata laki-laki. Masyarakat membuat payudara menjadi objek seksual, dan daya tarik kemudian menilai perempuan yang menggunakan operasi plastik karena payudara yang dimiliki terlalu kecil / besar atau memiliki bentuk yang berbeda.

(Baca juga : Menakjubkan! Anggota Parlemen Australia Membuat Sejarah dengan Menyusui Bayinya saat Berbicara di Depan Parlemen)