Ternyata, Tora Sudiro Mengidap Sindrom Tourette

By Saeful Imam, Rabu, 9 Agustus 2017 | 05:15 WIB
Tora sudiro ditangkap gara-gara obat dumolid (Saeful Imam)

Apa Penyebabnya?

Penyebab dari munculnya sindrom tourrete belum dapat diketahui secara pasti, para ahli memperkirakan bahwa faktor genetik dan lingkungan memiliki peran penting dalam sindrom ini.

Namun banyak kasus menunjukan bahwa sindrom tourrete tidak diwariskan oleh orang tua, banyak individu dengan Tourette Syndrom mengalami gejala hiperaktif, depresi, kecemasan, perilaku impulsif dan gangguan perilaku lainnya.

Bahkan Leckman menyebutkan bahwa 25/42 % remaja dengan sindrom tourrete mengalami gejala ADHD. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Yin menunjukan bahwa individu dengan Tourette Syndrom memiliki permasalahan stres psikososial.

Dalam kajian neurologis, gangguan tic yang dialami oleh penderita sindrom tourrete merupakan bentuk disfungsi pada daerah kortikal, sub kortikal, talamus, basal gangla dan korteks frontal.

Dari Meringis Hingga Gerakan Kepala

Sindrom tourette seringkali diawali dengan gerenyet otot sederhana, seperti meringis, sentakan kepala, dan berkedip-kedip. Gerenyet sederhana kemungkinan hanya gelisah biasa dan bisa hilang dengan waktu.

Beberapa gerenyet tidak diperlukan untuk menyebabkan sindrom tourette, yang melibatkan lebih dari pada gerenyet sederhana. Misalnya, orang dengan sindrom tourette bisa menggerakkan kepala mereka dengan berulang-ulang dari sisi ke sisi, mengedipkan mata mereka, membuka mulut mereka, dan meregangkan leher mereka.

Gangguan tersebut bisa berkembang menjadi gerenyet urat syaraf kompleks, termasuk gerenyet urat syaraf vokal, memukul, menendang, dan nafas tersentak-sentak yang tiba-tiba, tidak teratur. Gerenyet urat syaraf vokal bisa diawali dengan mendengkur, mendengus, mendengung, atau membentak keras dan menjadi kompulsiv, mengutuk tanpa sengaja.

Untuk alasan yang tidak jelas dan seringkali pada pertengahan perbincangan, beberapa orang yang menderita sindrom tourette bisa berteriak kacau atau berkata yang kotor (disebut corprolalia).

Suara meledak-ledak yang keluar ini kadangkala salah dianggap disengaja, khususnya pada anak-anak. Meskipun coprolalia adalah ciri-ciri yang paling dikenal pada sindrom tourette, setidaknya 85% orang yang menderita sindrom tourette tidak mengalami coprolalia. Orang bisa juga segera mengulang kata setelah mendengarnya (disebut echolalia/latah).

Sempat Dipandang Kerasukan