Ini Keuntungan Punya Pinggul Besar daripada Perut Buncit

By Dini Felicitas, Sabtu, 9 September 2017 | 01:30 WIB
Perempuan dengan pinggul besar lebih jarang terkena stroke dan diabetes. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Kalau Ibu memiliki tubuh berbentuk buah pir, yaitu ramping di bagian tubuh atas tapi besar di bagian pinggul, bokong, dan paha, seperti yang dimiliki oleh Beyonce atau Jennifer Lopez, bisa jadi Ibu termasuk perempuan yang beruntung.

Sebab sebuah penelitian dari University of Tübingen, Jerman, menemukan bahwa orang dengan berat badan ideal, tetapi dengan kelebihan lemak di tubuh bagian bawah, dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung, stroke dan diabetes.

Disebutkan dalam hasil penelitian tersebut, satu dari lima orang dengan berat badan normal, tapi "tidak sehat secara metabolik", memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit tersebut daripada mereka yang kelebihan berat badan.

Namun perempuan yang memiliki bentuk tubuh buah pir tidak termasuk ke dalam kelompok-kelompok tersebut, karena pinggul, bokong, dan paha ternyata merupakan tempat aman untuk menyimpan lemak di tubuh.

Penelitian ini menunjukkan bahwa lemak mungkin tidak akan "menetap" seumur hidup di pinggul, melainkan hanya beberapa bulan. Artinya, lemak di pinggul atau paha lebih baik daripada lemak di bagian perut.

Hal ini dikarenakan lemak di pinggul tidak akan terangkut ke jantung dan hati, yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan risiko penyakit lebih besar di kemudian hari.

“Lebih baik bagi orang-orang dengan berat badan normal memiliki bentuk tubuh berbentuk buah pir daripada berbentuk apel, sehingga berat badan ‘"terfokus" di bagian bawah tubuh mereka, bukan bagian tengah atau perut. Pinggul dan paha menawarkan penyimpanan yang aman untuk lemak, menghentikannya masuk ke dalam darah dan mencapai organ tubuh,” jelas Dr. Norbert Stefan, penulis utama penelitian dari Universitas Tübingen.

Penelitian dilakukan terhadap 981 orang dengan risiko tinggi diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Dari penelitian tersebut terlihat, perempuan dengan pinggul dan paha yang lebih kecil justru memiliki risiko lebih besar. Hal ini didapat dari pemetaan MRI mengenai distribusi lemak di sekitar tubuh dan pemeriksaan kebugaran.

Menurut Dr Stefan, lemak di pinggul dan paha sebagian besar berbeda dengan lemak di perut, yang disebut lemak visceral. Pada orang dengan tubuh buah pir, lemak di area bagian bawah ini bekerja seperti spons, dengan lemak yang tersimpan dalam sel lemak yang tidak dapat membahayakan nyawa.

Meski penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism ini menunjukkan bahwa pinggul dan kaki yang besar akan menguntungkan bagi sebagian perempuan bertubuh langsing yang mengalami diabetes atau masalah jantung.

Ya, tubuh berbentuk buah pir lebih baik pada orang-orang yang langsing, namun tidak banyak bermanfaat untuk yang mengalami overweight. Sebab, tingkat lemak di organ dalam mereka yang mungkin sudah terlalu tinggi untuk memberikan perlindungan ekstra.