Nakita.id - Mama pasti pernah mencoba menggendong anak dengan berbagai cara. Entah itu gendong di pinggul, di depan, di belakang, bahkan Papa mungkin pernah memanggul anak di pundak.
Baca: Ternyata, Ada Keuntungan Menggendong Bayi di Pinggul
Dari semua cara tersebut, menggendong bayi di pinggul boleh dibilang yang paling menguntungkan. Itulah cara paling umum dan paling natural untuk menggendong anak, baik dengan gendongan atau tidak. Mama hanya perlu menggendong bayi di bagian tubuh yang lebih dominan (kanan atau kiri), yang lebih mampu menahan beban.
Menggendong bayi di pinggul memungkinkan bayi untuk bebas memandang ke segala arah, terutama ketika bayi mulai penuh rasa ingin tahu dan tertarik dengan dunia sekitarnya. Saat digendong di pinggul, anak jadi bisa melihat pemandangan di sekitarnya sepuasnya. Meskipun begitu, mereka bisa tetap dekat dan menatap Mama dengan leluasa.
Baca: Keseringan Digendong, Bayi Jadi "Bau Tangan"?
Bagi Mama sendiri, menggendong bayi di pinggul juga membuat Mama lebih bebas beraktivitas karena tangan tidak perlu memegang bayi terus-menerus. Sementara bagi orang-orang dekat Mama yang belum terbiasa menggendong bayi, mengangkat bayi dan meletakkannya di pinggul juga lebih mudah dilakukan.
Tetapi saat menggendong anak di pinggul di satu sisi saja, Mama mungkin juga merasakan bahwa otot lengan sebelah kiri terasa lebih kencang. Dan karenanya, Mama jadi tergerak untuk membuat otot lengan kanan juga sama kencangnya dengan menggunakan sisi tersebut untuk menggendong anak. Hanya saja, tubuh ternyata tidak terasa kurang nyaman saat menggendong anak di sisi yang tidak biasanya. Ternyata, ini ada sebabnya.
Baca: Kalau Gendong Bayi Jangan Diayun, Ini Resikonya!
Kalau Mama termasuk dari 70-85 persen ibu yang terbiasa menggendong anak di pinggang atau pinggul sebelah kiri, hal itu karena pada dasarnya manusia melakukannya untuk menjaga bayinya tetap aman. Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology and Evolution, ketika Mama menggendong anak di sebelah kiri, hal ini memungkinkan sisi kanan otak untuk memroses informasi, khususnya emosi.
"Penemuan kami menyatakan bahwa peletakan sensoris ini menyediakan bonding antara ibu dan bayi," ujar para peneliti dari Saint Petersburg State University di Rusia.
Sisi kiri tubuh ini memang berperan dalam menciptakan bonding antara ibu dan anak, karena belahan kanan dari otak membantu kita untuk mengenali ekspresi bayi dan mengetahui apa yang mereka butuhkan. Apakah bayi sedang menangis, tertawa, atau menguap, misalnya. Sisi kiri dari otak biasanya digunakan untuk memroses bahasa, apa yang kita dengar, bicarakan, dan melakukan penghitungan, demikian menurut para peneliti.
Baca: Kapan Bayi Perlu Digendong? Ternyata Tidak Setiap Saat Lho, Mam!
Sedangkan bagian kanan dari otak berperan dalam mengenali ekspresi wajah, pengenalan spasial, dan mendengarkan musik. Bagian ini juga membuat apa yang kita lihat jadi masuk akal. Itu sebabnya, Mama perlu lebih sering menatap bayi, mengenali ekspresinya, supaya bisa menerjemahkan apa yang ia inginkan.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR