Nakita.id - Di antara sekian banyak vitamin yang baik untuk tubuh, jangan pernah melupakan pentingnya vitamin B khususnya pada ibu hamil. Penelitian yang dilakukan beberapa waktu lalu di Australia mengungkapkan bahwa cukup asupan vitamin B3 selama kehamilan dapat mengurangi jumlah cacat lahir dan keguguran di seluruh dunia.
Dikenal juga dengan nama niacin, vitamin B3 dapat membantu memerbaiki kekurangan nutrisi yang bisa menghentikan proses perkembangan organ tubuh bayi dengan benar. Vitamin ini juga diperlukan untuk mengubah makanan menjadi energi, yang membantu mengatasi kelelahan dan menjaga suasana hati tetap stabil.
Sementara itu, ibu hamil juga sebaiknya mengonsumi makanan mengandung vitamin B9 atau asam folat, paling tidak selama tiga bulan pertama kehamilan. Hal ini berguna untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf, yang bisa menyebabkan penyakit spina bifida, pada bayi. Ibu hamil disarankan untuk melengkapi makanan mereka dengan 400 mcg asam folat sampai minggu ke-12 kehamilan.
Untuk membantu melengkapi kebutuhan vitamin B3 dan B9, ibu hamil bisa mengonsumsi tuna, ayam, kalkun, jamur, kacang tanah, kacang polong, biji bunga matahari, alpukat, bayam, asparagus, selada, alpukat, brokoli, mangga, dan jeruk.
Membantu Memelihara Sistem Saraf Tidak seperti jenis vitamin lainnya, vitamin B memiliki berbagai "sub-jenis" vitamin, yang jika disatukan dikenal dengan nama vitamin B kompleks. Mereka adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), folat (B9) dan cobalamin (B12).
Tubuh tidak bisa menyimpan vitamin B, kecuali vitamin B12 yang bisa disimpan di dalam hati. Tapi selain itu, vitamin B jenis lainnya harus diisi ulang setiap hari. Gaya hidup yang penuh tekanan dan stres, ditambah dengan makanan bergula, karbohidrat putih dan minuman keras, dapat menghabiskan cadangan vitamin vital ini.
Padahal, menurut Rob Hobson, ahli gizi terdaftar dan Kepala Nutrisi di Healthspan, vitamin B sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya, vitamin B6 dapat membantu tubuh memproduksi neurotransmitter, yaitu zat kimia otak yang memberikan informasi ke seluruh otak dan tubuh kita, seperti serotonin. Hal ini dapat membantu tubuh mengatasi depresi, stres dan kecemasan.
Vitamin B memiliki peran penting dalam pemeliharaan sistem saraf yang sehat. Stres yang berlebihan dapat memberi beban pada kebutuhan tubuh terhadap vitamin B, sehingga dibutuhkan lebih banyak vitamin jenis ini untuk membuat neurotransmitter agar suasana hati tetap stabil. Stres juga dapat berdampak pada pola makan, yang menyebabkan kita melewatkan makan atau memilih makanan dengan kualitas gizi buruk, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah vitamin B yang dikonsumsi.
Selain itu, makanan yang tinggi gula dan berbahan dasar karbohidrat putih, seperti roti putih dan pasta, dapat mengurangi "tabungan" vitamin B dalam tubuh. Makanan ini membutuhkan vitamin B dalam jumlah besar untuk membantu metabolisme tubuh menjadi energi yang dapat digunakan di dalam tubuh.
“Jadi, vitamin B merupakan vitamin yang sangat penting untuk energi, mood dan kekuatan otak. Dan kekurangan salah satu jenis vitamin ini bisa menjadi alasan mengapa Ibu menderita sejumlah penyakit,” ujar Hobson.