Waspadai Nyeri Perut Dan Ruam Pada Anak

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 28 Agustus 2017 | 09:00 WIB
HSP disebut juga Purpura Alergi atau Anafilaktoid Purpura, merupakan peradangan pembuluh darah (vaskulitis) kecil atau kapiler yang terjadi di kulit, usus, dan ginjal. (Santi Hartono)

- Nyeri perut yang berulang dan hilang timbul dapat disertai mual, muntah, atau diare. Pada beberapa anak juga dapat ditemui darah dalam tinja (disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah).

- Sebagian besar anak dengan HSP juga mengalami nyeri dan bengkak pada sendi. Gejala-gejala ini dapat terjadi sebelum ruam muncul.  Yang paling sering terkena adalah sendi-sendi besar, seperti lutut, pergelangan kaki, dan siku.

DIAGNOSIS

Bila ruam khas pada kaki dan bokong muncul disertai dengan nyeri perut atau sendi, dokter dapat dengan mudah mendiagnosis HSP. Diagnosis mungkin lebih sulit jika nyeri sendi atau gejala perut tersebut hadir sebelum ruam muncul.

Tes darah rutin diperlukan untuk mencari tanda-tanda infeksi, anemia, atau penyakit ginjal. Jika sakit perut parah, tes pencitraan seperti USG perut mungkin diperlukan. Sebuah sampel tinja dapat memeriksa darah dalam tinja dan urine.

Setengah dari anak-anak yang menderita HSP akan memiliki komplikasi ginjal. Sejumlah kecil darah atau protein dapat ditemukan dalam pemeriksaan kencing, sehingga perlu pemantauan fungsi ginjal anak selama beberapa bulan.

PENGOBATAN

Untuk perawatan di rumah, pastikan anak merasa nyaman serta mendapat banyak cairan/minuman dan istirahat. Jika anak tidak mau makan/minum dan atau nyeri perut semakin parah, perlu perawatan di RS.

Untuk membantu anak merasa lebih baik, diperlukan juga obat-obatan tertentu, seperti: - Obat penghilang rasa sakit (misal, asetaminofen). - Anti-inflamasi non-steroid (contoh, ibuprofen) untuk meredakan nyeri sendi dan peradangan. - Kortikosteroid (seperti, prednisone) untuk sakit perut parah atau kelainan ginjal. - Antibiotik untuk mengobati infeksi penyebab, jika terjadi infeksi.

PROGNOSIS

Gejala HSP biasanya berlangsung selama sekitar satu bulan. Namun, orangtua tak perlu cemas,  karena sebagian besar gejala akan hilang sendiri tanpa pengobatan.

Kebanyakan anak dengan HSP juga dapat sepenuhnya pulih dalam waktu satu bulan dan tidak memiliki masalah jangka panjang.

Namun, pada anak-anak yang ginjalnya terkena komplikasi HSP, tentu perlu pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau fungsi ginjalnya.

Sekitar sepertiga dari mereka yang menderita HSP mengalami kekambuhan lagi di masa datang, biasanya beberapa bulan setelah episode pertama.

Ini (bersama dengan masalah ginjal kronis) lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Jika HSP tidak kambuh kembali, biasanya prognosisnya baik. (*)

Penulis:  Dr. Vicka Farah Diba, MSc., SpA  RS Ibnu Sina dan RS Santa Maria Pekanbaru Riau