Ketika Mr. P Tak Berdaya, Apa Yang Harus Ayah Lakukan?

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 31 Agustus 2017 | 08:30 WIB
Kendala psikis yang dapat memicu disfungsi ereksi, di antaranya: stres, cemas berlebihan, dan depresi (Santi Hartono)

TANGANI DENGAN TEPAT

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang muncul. Untuk membedakan penyebab fisik atau psikis, dilihat dari kemampuan ereksi saat bangun pagi (morning erection).

Jika Ayah masih dapat mengalami morning erection, kemungkinan impotensi disebabkan masalah psikis. Demikian sebaliknya.

Pemeriksaan fisik dilakukan, misalnya, testis, untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai.

Kemudian, pemeriksaan yang mungkin perlu dilakukan adalah: pemeriksaan darah lengkap; pemeriksaan gula darah untuk diabetes; pemeriksaan kadar TSH;  USG penis; cek hormonal; periksa kadar testosteron; serta periksa DHEA dan Estradiol.

Impotensi biasanya dapat diobati tanpa pembedahan dan jenis pengobatan bergantung pada penyebabnya. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat antidepresi, misal. Jadi, untuk tata laksana, obati faktor risiko. 

Yang pasti, jika ada disfungsi ereksi, seperti gangguan mencapai ereksi yang kuat atau gangguan mempertahankan ereksi ketika berhubungan intim, segera periksa ke dokter yang menguasai masalah seksologi atau andrologi. Impotensi dapat disembuhkan jika penanganannya tepat.

Baca juga: Pycnogenol Solusi Atasi Disfungsi Ereksi

CEGAH DENGAN GAYA HIDUP SEHAT

Impotensi dapat dicegah bila Ayah menerapkan gaya hidup sehat dan dapat mengatur kendala kesehatannya dengan baik. Adapun upaya yang bisa dilakukan adalah berhenti merokok, hindari minum alkohol, jangan menyalahgunakan obat-obatan, kurangi stres, olahraga secara teratur, lakukan pemeriksaan medis secara berkala.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli bila ada masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes atau masalah kesehatan kronis lainnya. (*)