Benarkah Autisme Juga Bisa Disebabkan oleh Bakteri Usus?

By Dini Felicitas, Jumat, 8 September 2017 | 06:45 WIB
Benarkah autisme juga bisa dipicu oleh bakteri dalam usus? (Dini Felicitas)

Nakita.id - Autisme pada anak kemungkinan bisa disebabkan oleh bakteri pada usus, menurut sebuah penelitian terbaru dari University of Illinois di Urbana-Champaign. Bakteri patogen atau mikroorganisme yang berada di perut disebut bisa mengubah perkembangan otak dan meningkatkan risiko seseorang mengidap kelainan, seperti autisme.

Menurut penelitian tersebut, hubungan tiga arah antara otak, usus, dan hormon stres kortisol sepertinya bisa memengaruhi bagaimana "pesan" dikomunikasikan ke dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gejala autistik.

“Perubahan yang terjadi saat masih bayi dapat memiliki efek mendalam pada perkembangan otaknya, dan mungkin saja mikroba -atau kumpulan bakteri, jamur, dan virus yang menghuni usus kita- berperan dalam proses ini,” ujar penulis utama penelitian ini, Austin Mudd.

Bakteri dalam tinja, yaitu Bacteroides dan Clostridium, terlihat dapat memicu kadar zat yang lebih tinggi dalam pensinyalan sel, yang dikenal dengan myo-inositol. Bacteroides juga terkait dengan peningkatan jumlah zat, yang disebut creatine, di otak.

Selain itu, juga terdapat bakteri Butyricimonas yang terkait dengan asam amino n-acetylaspartate (NAA) di otak, dan bakteri Ruminococcus yang dapat menurunkan konsentrasi kognitif NAA.

Kehadiran bakteri-bakteri tersebut dapat memengaruhi kadar hormon kortisol dan serotonin, yang keduanya ditentukan oleh bakteri usus. Sementara, hubungan tiga arah antara otak, usus, dan hormon stres kortisol terbukti dapat menyebabkan timbulnya gejala autistik.

Meski sudah memiliki bukti, namun para peneliti merasa bahwa temuan yang dipublikasikan di jurnal Gut Microbes ini memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum mekanisme tiga arah ini dapat digunakan untuk menentukan gejala autisme.