Nakita.id - Ada yang bilang, gangguan autisme itu umumnya menyerang anak laki-laki, sementara penderita anak perempuan jarang sekali. Sepintas hal tersebut ada benarnya, tapi penelitian yang dimuat di jurnal JAMA Psychiatry menemukan, ternyata bukan faktor jenis kelamin yang berpengaruh, melainkan faktor struktur otak.
Perbedaan struktur otak antara anak laki-laki dan perempuan menyebabkan gangguan autisme lebih sering ditemukan pada anak laki-laki, demikian menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari Goethe University, Frankfurt, Jerman. Anak perempuan berisiko tiga kali lipat menderita autisme jika struktur otak mereka menyerupai struktur otak anak laki-laki.
Hasil penelitian mengungkap, ketebalan area korteks selebral di otak pria ternyata berbeda dengan wanita. Anak laki-laki yang menderita autisme memiliki struktur otak yang mirip dengan anak laki-laki yang tidak menderita gangguan ini. Namun, otak anak perempuan dengan autisme ternyata terlihat memiliki struktur yang lebih menyerupai otak pria, bila dibandingkan dengan otak anak perempuan yang tidak menderita autisme.
"Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pada anak perempuan, adanya perubahan pada struktur otak bisa berkaitan dengan autisme," kata Mathew Pletcher, vice president dan kepala bagian Genomic Discovery dari organisasi Autism Speaks.
Namun, penelitian ini belum menjelaskan mengapa ketebalan korteks dapat berkaitan dengan gangguan autisme. "Selain itu, belum dapat dipastikan sejauh mana perbedaan dalam struktur otak ini berpengaruh terhadap kemungkinan anak menderita autisme. Juga, sejauh mana perbedaan ini bisa mempengaruhi aspek perilaku dan sosial seorang anak. Seperti diketahui, dua aspek ini juga berkaitan erat dengan gangguan autisme," kata Pletcher.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR