Dikira Ruam Popok, Ternyata Bayi Mungil Ini Derita Meningitis dan Langsung Meninggal!

By Shevinna Putti Anggraeni, Sabtu, 17 November 2018 | 11:46 WIB
Bayi ini dikira alami ruam popok, ternyata derita meningitis hingga meninggal (Family Handout dan today.com/Alex Dempsey)

Nakita.id - Sudah banyak anak kecil yang menderita berbagai penyakit akibat penggunaan popok yang terlalu sering.

Ada pula yang menderita penyakit berbahaya karena jarang mengganti popok, artinya tidak menjaga kebersihan area sensitif Si Kecil.

Seperti yang dialami pasangan Alex Dempsey dan Gabriel Schultz dari Richmond Virginia, Amerika yang harus kehilangan bayi mereka satu-satunya dengan cara memilukan.

Baca Juga : Jarang Ganti Popok, Anak 2 Tahun Demam Tinggi 40 Derajat dan Alami Peradangan Ginjal

Melansir dari today.com, kronologi berawal dari bayi mereka yang bernama Killy Schultz mendadak demam setelah kembali dari tempat penitipan anak.

Alex dan Gabriel pun langsung memberikan obat demam pada Killy dengan harapan agar panasnya turun.

Ketika sang ibu mengganti popok Killy, ia melihat ada bercak merah muda di tubuhnya yang putih.

Awalnya mereka hanya mengira bercak merah itu karena ruam popok yang biasa dialami para bayi.

Tetapi, mereka semakin cemas ketika demam Killy tak kunjung turun dan justru lebih tinggi.

Mereka langsung melarikan Killy ke rumah sakit, St. Mary Hospital di Richmond untuk mendapat pertolongan medis.

Killy, bayi 4 bulan yang meninggal karena miningitis dan awalnya dikira ruam popok

Baca Juga : 5 Hari Menuju Pernikahan, Begini Persiapan Baim Wong dan Paula Verhoeven Sebelum Rumah Tangga!

Saat itu bercak merah pada tubuh Killy justru semakin menambah hingga ke seluruh badannya dan muka.

Bahkan bercak merah muda yang disangka ruam itu berubah warna menjadi gelap.

Tim medis pun langsung mengambil tindakan menguji sumsum tulang belakang Killy untuk mendeteksi penyakitnya.

Ternyata Killy yang disangka mengalami ruam popok dan demam biasa divonis menderita meningitis.

Beberapa jam kemudian, Killy dirawat dengan kondisi bintik-bintik gelap menyebar di seluruh tubuh.

Tekanan darah Killy mendadak rendah dan kondisinya semakin lemah serta matanya tertutup.

Bayi killy saat dertik terakhir di rumah sakit

Baca Juga : Curhatan Maia Estianty, Setahun Lalu Masih Trauma Menikah karena Perceraian!

Dalam waktu 24 jam setelah Killy dinyatakan ada tanda-tanda terinfeksi meningitis.

Killy dikonfirmasi meninggal karena infeksi meningitis.

Kabar duka itu tentu memberi kesedihan mendalam bagi Alex dan Gabriel.

Terlebih Killy adalah anak satu-satunya Alex dan Gabriel yang sangat mereka cintai.

Perlu diketahui meningitis adalah penyakit berbahaya yang memengaruhi selaput di sekeliling otak dan sumsum tulang belakang.

Penyakit mematikan ini sangat mudah menyerang bayi, anak-anak dan remaja.

Infeksi bakteri meningitis ini yang paling berbahaya dan mengancam jiwa.

Diketahui satu dari lima belas anak yang terinfeksi meningitis akan meninggal.

Baca Juga : Angel Lelga dan Vicky Prasetyo di Ambang Cerai, Roy Kiyoshi Pernah Singgung Pernikahan Karena Iming-iming!

Tanda-tanda infeksi meningitis yakni, ruam dengan bercak merah, demam, mual, pusing, muntah, ketegangan di leher dan kepala serta nyeri pada otot.

Tanda lainnya biasa terjadi dalam 3-7 hari setelah seseorang dinyatakan terinfeksi meningitis.

Dalam kasus Killy tanda-tanda infeksi meningitis berawal dari munculnya bakteri yang menyebar dengan cepat.

Bayi seperti Killy yang masih lemah sistem kekebalan, jika tidak mendapat suntikan imunisasi lengkap rentan terkena infeksi bakteri dan infeksi meningitis yang mematikan.

Baca Juga : Waspada Berbagai Dampak Diabetes Gestasional, Ibu Hamil Wajib Tahu

Sebenarnya dua hari sebelum hari kejadian, Alex sempat membawa Killy ke klinik untuk imunisasi rutin.

Saat itu dokter sudah mencurigai Killy terinfeksi bakteri tak dikenal dan tidak mendapat suntikan imunisasi meningitis.

Infeksi bakteri meningitis itu bisa jadi masuk melalui hidung atau mulutnya.

Mereka pun menduga Killy sudah terinfeksi meningitis ketika dibawa ke klinik atau selama berada di tempat penitipan anak.