Astaga! 2Juta Orang Pernah Dibunuh Agar Bisa Kembali ke Masa Pedesaan

By Riska Yulyana Damayanti, Senin, 19 November 2018 | 21:01 WIB
2Juta orang pernah dibunuh agar bisa kembali ke masa pedesaan (Mirror.co.uk)

Nakita.id - Saat ini memang jumlah penduduk dunia terus bertambah.

Bertambahnya jumlah penduduk membuat berbagai dampak seperti berkurangnya lahan untuk tempat tinggal.

Selain itu pula, banyaknya penduduk juga bisa sebabkan berbagai konflik timbul di wilayah tersebut.

Seperti yang pernah terjadi di kawasan Kamboja, pernah ada pembunuhan sebanyak dua juta penduduk hanya karena ingin mengembalikan dunia modern kembali ke tahun nol, atau masa sebelum modern.

Baca Juga : Angel Lelga Kepergok Vicky Prasetyo Tengah Tidur Bersama Pria Lain, Warga Sekitar Hujani Umpatan

Tahun nol dikenal dengan masa di mana negeri dengan perbudakan, tanpa keluarga, tanpa mesin, sekolah, buku, obat-obatan, dan juga musik.

Terdapat sebuah tragedi genosida yang mungkin tak pernah Moms dengar sebelumnya.

Tahun 1979, pewarta John Pilger mengungkapkan sebuah bukti berlimpah ruah seperti tengkorak yang retak, kuburan massal, dan penduduk desa yang kehilangan kerabatnya.

Baca Juga : Ibu RT Ungkap Kronologi Penggerebekan di Rumah Angel Lelga, Tidak Berzina?

Tidak ada orang, bahkan binatang, seolah populasi besar di negeri tersebut lenyap di perbatasan itu.

Seluruh kota dan desa di tepi sungai berdiri namun kosong, pintu-pintu rumah mengepak terbuka, mobil di sisi mereka, sepeda tergeletak di tumpukan, kursi dan tempat tidur di jalan.

Kabel listrik kusut dan hanya ada bayangan tunggal seorang anak, berbaring atau duduk, namun sayang ia tidak bergerak.

Baca Juga : Vicky Prasetyo Gerebek Rumah Angel Lelga, Angel Malah Ingin Buktikan Kejahatan Vicky: 'Saya Buktikan'

Di pinggiran kota-kota besar rumput ini akan mengikuti garis lurus, yang seolah-olah telah direncanakan.

Siapa sangka rimba yang berkelat subur ini hasil kompos manusia, oleh sisa-sisa puluhan ribu laki-laki, perempuan dan anak-anak, yang ternyata semuanya dibunuh!

Baca Juga : Terungkap! Thalasya Akhinya Buka Suara Tentang Siapa Dirinya

Sebelum itu, penduduk kota yang kini menjadi rimba adalah orang-orang makmur yang serba berkecukupan.

Mereka memiliki ambulan, mobil pemadam kebakaran, lemari es, mesin cuci, pengering rambut, generator, dan mesin tik.

Namun karena hal itu, seolah-olah pasukan fanatik Khmer merah telah mencoba untuk menyapu mereka kembali ke masa lalu.

Baca Juga : Ini Tingkah Konyol Maia Estianty Ketika Menjadi Juri, Buat Rossa Tertawa Terbahak-Bahak

Siapa saja yang ketahuan pernah tinggal atau memiliki barang-barang mewah yang telah disebutkan maka akan terancam dibunuh.

Selain itu ada pula perang rahasia diluncurkan oleh Amerika, ketika Presiden Nixon dan Dr. Henry Kissinger melanggar hukum konstitusi Amerika.

Para pilot yang menyerang disumpah untuk menjaga kerahasiaan operasional mereka.

Baca Juga : Warga Satu Negara Murka dengan Seorang Laki-laki Ini, Ada Apa?

Selama itu pula publik Amerika tidak tahu menahu tentang operasi penyerangan Kamboja ini.

Pada tahun 1973, setara dengan bom Hiroshima dijatuhkan di Kamboja.

Sedangkan di hutan, ada sekelompok kecil fanatik dikenal dengan sebutan Khmer Merah "revolusi budaya" China 1900-an mengintensifkan revolusi mereka dengan membunuh banyak orang.

Baca Juga : Tak Sering Muncul Sebagai Artis, Ternyata Rumah Andika Kangen Band Curi Perhatian

Tujuan ideologis revolusi mereka adalah untuk menciptakan kembali masyarakat pedesaan 'murni', 'tanpa kelas sosial' yang serupa dengan Kerajaan Khmer abad kesepuluh. (*)