Ibu Tidak Perlu Khawatir, Kelainan Genital Pada Bayi Lelaki Ternyata Bisa Ditangani.

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 11 September 2017 | 00:00 WIB
Saat dikaruniai bayi lelaki, jangan luput memerhatikan kondisi kelaminnya, misalnya memerhatikan panjang penis, lokasi lubang kencing, bentuk penis, dan ada/tidaknya testis pada kantung zakar. (Santi Hartono)

Untuk kasus buried penis, hipospadia, webbed penis atau testis yang tidak turun, penanganannya dengan tindakan operasi. Tentu sebelumnya dilakukan observasi terlebih dahulu.

Misal, pada kasus testis turun. Dokter akan melakukan pemantauan hingga bayi berusia 3 bulan. Sebab di rentang 0 - 3 bulan, ada kemungkinan testis turun dengan sendirinya, karena hormon testosteron masih tinggi pada saat itu. Bila tidak terjadi, akan dilakukan tindakan penurunan testis dengan operasi.

Sebelum operasi dilakukan, dokter harus memastikan terlebih dahulu di mana letak testis. Apabila testis ada di lipatan paha, maka tindakan pencarian dapat dilakukan dengan meraba atau menggunakan alat bantu USG. Tapi bila letak testis di dalam perut, perlu bantuan laparoskopi untuk mendiagnosis dan mendeteksinya.

Penting diketahui, kasus testis tidak turun seperti ini perlu segera mendapat penanganan sebelum usia pubertas, karena dapat menyebabkan infertilitas, juga bisa menjadi penyebab tumor atau kanker di kemudian hari.

Hingga saat ini, untuk mencegah terjadinya kelainan genital, belum bisa dilakukan. Pasalnya, kelainan genital pada umumnya tidak disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan tapi dipengaruhi oleh berbagai faktor (multifaktorial), sehingga belum ada cara pencegahan yang efektif. (*)