Nakita.id – Membina hubungan rumah tangga sudah pasti menjadi dambaan dan keinginan banyak orang.
Terlebih, bila mereka sudah bertemu dengan pasangan mereka yang tepat untuk mereka ajak berkomitmen.
Nyatanya, beberapa orang justru terbilang ‘gagal’ dalam berumah tangga. Banyak di antara mereka yang memilih jalan perceraian sebagai solusi mengakhiri kegagalan mereka dalam berumah tangga.
Baca Juga : Suami Shezy Ingin Cerai Sejak Setahun Nikah, Fenomena 'Ganjil' Usia Pernikahan Rentan Perceraian
Tentunya, mengambil jalan perceraian bukanlah hal yang mudah bagi pasangan.
Kita tahu, di Indonesia kini tengah marak pemberitaan perihal perceraian Gisella Anastasia dan Gading Marten.
Dalam hal ini, keduanya terlihat baik-baik saja saat bercerai, tak ada bedanya sebelum keduanya dikabarkan bercerai.
Bahkan, Rabu (28/11/2018) lalu, Gisel dan Gading secara langsung mengadakan konferensi pers untuk membahas apa saja mengenai pertanyaan publik perihal perceraian mereka.
Baca Juga : Terus Dicecar Penyebab Perceraiannya dengan Gading, Gisel Beri Jawaban Tegas
Tak ayal, sikap yang ditunjukkan Gisel dan Gading ini membuat publik berdecak kagum, karena pada umumnya, perceraian akan dimulai dan diakhiri dengan pertikaian.
Bahkan, banyak di antara pasangan yang saling bersikeras membela ego masing-masing di meja siding perceraian.
Di kasus perceraian Gisel dan Gading, Gisel memang merupakan pihak yang melayangkan gugatan cerai pada suaminya, Gading.
Berbagai spekulasi publik mengenai perceraian mereka kemudian ramai dibicarakan di media sosial.
Bahkan, banyak publik yang termakan mentah-mentah akan berita yang tersiar tersebut.
Kenyataannya, keduanya menampik adanya orang ketiga dalam hubungan. Bahkan, mereka menegaskan bahwa orang ketiga yang kerap disebut-sebut itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dalam keputusan perceraian Gisel dan Gading.
Lalu, apa alasan Gisel menceraikan Gading? Hingga saat ini dan mungkin seterusnya, publik hanya mampu menebak-nebak.
Namun, dari berbagai penelitian, ada beberapa alasan umum yang mungkin dijadikan pertimbangan seorang perempuan, atau istri untuk menceraikan pasangannya.
Melansir dari Huffpost, 66 hingga 90 persen perceraian dimulai atas keputusan perempuan.
Baca Juga : Dari Sule Hingga Lidya Kandou, Berbagai Fenomena Pernikahan Harmonis Tiba-tiba Cerai, Kenali Cirinya
Masyarakat luas pasti menerka-nerka bahwa banyak kasus, laki-laki meminta perceraian lebih dahulu karena merasa rumah tangganya tak bisa lagi dipertahankan karena berbagai alasan.
Kenyataannya, justru sebaliknya. Perempuanlah yang kerap mengambil keputusan bercerai terlebih dahulu.
Tentu kenyataan ini akan merubah cara banyak orang memandang suatu perceraian.
Banyak perempuan yang pada akhirnya mengambil keputusan bercerai karena merasa adanya hal ganjil dalam rumah tangganya.
Seperti penelitian yang ditulis di Huffpost, perempuan kerap mengatakan, “Saya merasa seperti memiliki suami baru,” kata mereka.
Mereka merasa bahwa ada perubahan dari dalam suaminya yang membuatnya seolah tak lagi bisa melanjutkan rumah tangga mereka.
Saat perempuan memiliki suami yang baik, tentu baginya suaminya tak selalu baik. Begitu pula sebaiknya, semua hal yang dimiliki suami akan terbongkar saat sudah menjadi satu atap.
Baik kekurangan atau hal lainnya yang tak pernah terlihat saat berpacaran.
Di bawah ini, ada lima alasan yang umumnya membuat perempuan memutuskan bercerai daripada mempertahankan hubungan pernikahannya.
1. Suami menolak saat istri ingin membuatnya bahagia
Dalam rumah tangga, sudah jadi hal yang umum bila keduanya ingin saling membahagiakan.
Sedangkan pandangan kebahagiaan setiap orang pasti berbeda-beda.
Istri terkadang perlu berusaha untuk membahagiakan suaminya, yang tak disangka, suaminya kadang menolaknya.
Saat hal itu terjadi, seorang perempuan pasti tak peduli apa alasan suaminya menolak sehingga mereka berkecil hati.
Dalam hal ini, pikiran mulai kalang kabut dan berpikir hal negatif tentang kelangsungan rumah tangga.
Dan hal ini kerap jadi alasan mengapa istri menceraikan suaminya.
2. Merasa diabaikan
Laki-laki pasti sibuk bekerja sehari-harinya sehingga waktunya untuk ekluarga, terutama istri berkurang.
Tak jarang, alasan tak ada waktu untuk istri dijadikan peluru untuk memutuskan berpisah.
Bahkan, kerap kali suami membawa pekerjaannya ke rumah sehingga istri merasa makin tak memiliki waktu bersama.
Alasan ini kadang tak masuk akal, karena hal ini umum dilakukan suami di luar sana, karena pada hakikatnya, suamilah yang akan mencukupi segala hal dalam rumah tangga sehingga ia perlu bekerja lebih keras lagi untuk membahagiakan istri dan keluarganya.
Sayang, beberapa perempuan menganggap suami tak bisa mengelola waktu sehingga memilih berpisah karena merasa kurangnya waktu dan perhatian dari sang suami.
3. Gaya hidup
Gaya hidup masih dianggap tabu sebagai alasan seseorang untuk bercerai.
Namun, kadang, perempuan yang memiliki gaya hidup terlewat mewah merasa bahwa apa pun yang ia dapat akan selalu kurang.
Bahkan, apa pun yang diberi suaminya, ia merasa tetap kurang meskipun ia sudah hidup serba berkecukupan.
Tak jarang para perempuan yang memiliki gaya hidup mewah, kerap mengumbar keglamoran lebih memilih bercerai tatkala suaminya berusaha menekan gaya hidupnya.
Alasan ini terjadi antara 30 hingga 50 persen keputusan perempuan untuk bercerai.
Berbeda dengan mereka yang memiliki gaya hidup sederhana dan merasa cukup dengan apa yang suami mereka berikan.
Baca Juga : Mulan Jameela dan Mayangsari Dianggap Menikah dari Hasil Selingkuh, Ini Efek Menikah dengan Selingkuhan
4. Suami tak bisa memenuhi kemauan istri
Tak jauh berbeda dengan gaya hidup seperti yang telah di tulis di atas, perempuan banyak yang masih tak sadar bagaimana kerja keras suaminya dalam mencari nafkah.
Bagi beberapa kasus, perempuan kerap menyalahkan banyak hal pada suaminya.
Bahkan ada di antara mereka yang kerap menghujani kritikan pedas pada sang suami.
Menuntut ini itu jauh lebih baik lagi, tanpa melihat keadaan yang tengah dihadapi suaminya.
Tak mau mengerti istri merupakan alasan para suami menceraikan istrinya.