World Woman Leading Change Indonesian Gala Dinner Hadirkan Perempuan Berpengaruh dari 11 Negara di Dunia

By Fadhila Auliya Widiaputri, Selasa, 4 Desember 2018 | 13:22 WIB
Reshma Wijaya Bhojwani, pendiri Saraswati Learning Center sekaligus salah satu penerima penghargaan dalam World Woman Leading Change Indonesian Gala Dinner (Instagram @saraswatilearningcenter)

Nakita.id - Indonesia sebagai negara ke-4 terpadat di dunia, memiliki jumlah lulusan S1 perempuan sebesar 3,37%, mengalahkan jumlah lulusan S1 pria sebesar 3,14%.

Hal ini berdampak positif sehingga tahun lalu, pemimpin perempuan di Indonesia mencapai 46%, menempati urutan teratas di Asia Pasifik dan kedua terbanyak di dunia.

Ayla Dewi, Ketua Woman Leading Change mengatakan tingginya angka pemimpin perempuan di Indonesia ini, terutama pada sektor bisnis, harus terus menerus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Curahan Pilu Angelina Jolie Lakukan Operasi Angkat Payudara dan Rahim Untuk Hindari Kanker

"Telah banyak perempuan Indonesia yang menduduki sejumlah jabatan penting, baik di jajaran pemerintahan maupun swasta.

Di mana mereka telah memberikan manfaat baik bagi tempatnya bekerja maupun pihak-pihak lainnya.

Kemampuan perempuan dalam memimpin, telah terbukti secara nyata.

Tetapi dibutuhkan semangat juang yang tinggi bagi perempuan untuk dapat terus memberikan dampak positif bagi perputaran roda ekonomi, karena perempuan juga memiliki peran penting yang lain, yaitu sebagai seorang ibu dan perempuan yang hakiki,” ujarnya dalam konferensi pers World Woman Leading Change Indonesian Gala Dinner, Senin (3/12).

Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome

Pentingnya pemberdayaan perempuan secara berkelanjutan, membuat Women Leaders International Networking mengadakan World Woman Leading Change Indonesian Gala Dinner pada Rabu, 5 Desember 2018 mendatang di Nusa Dua, Bali.

Ayla mengatakan memilih Bali sebagai lokasi pelaksaan Charity Gala & Award ini mengingat masih banyaknya kebudayaan di Bali yang membatasi kebebasan seorang perempuan untuk memimpin. 

"Apa pun yang kita lakukan tergantung dari lingkungan kita. 

Di Bali masih banyak kebudayaan yang akhirnya membatasi wanita di sana. Oleh karena saya memilih Bali," ujarnya. 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Waktu Terbaik Mengenalkan Gula dan Garam Pada Anak

Lebih lanjut Ellen Aragay, Public Relations Women Leading Change mengatakan pemberdayaan perempuan adalah salah satu cara jitu untuk menggerakan perputaran roda ekonomi secara cepat.

"Selain memberikan dampak positif bagi sosial dan politik secara keseluruhan.

Perempuan memiliki banyak bakat alami, dengan menggunakan bakat-bakat ini, mengembangkan dan menggunakannya dengan cara lain, perempuan dapat memberdayakan dirinya sendiri serta melakukan apa pun yang mereka minati,” ujar Ellen.

World Woman Leading Change Charity Gala & Award ditujukan untuk membuka lebih banyak lagi peluang kepada pemimpin perempuan maupun memberikan penghargaan kepada pemimpin perempuan yang bisa menjadi aspirasi bagi perempuan lainnya.

Charity Gala & Award ini dihadiri oleh peserta perempuan dari berbagai negara termasuk Singapura, Malaysia, Vietnam, Senegal, Filipina, India, Itali, Ukraina, Rusia dan Amerika Serikat.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul