Nakita.id – Pastinya Ibu masih ingat ada video siswi SD di Tanjung Duren, Jakarta yang sempat viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang siswi menceritakan kejadian yang membuatnya hampir diculik. Siapa sangka keterangan siswi tersebut ternyata bohong.
Dilansir dari Kompas.com,Wakil Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Ivers Manossoh menegaskan, tidak pernah ada percobaan penculikan terhadap siswi SDN Tanjung Duren 01.
Baca juga: Benarkah Anak Memang Punya Naluri untuk Berbohong?
"Tidak terdapat perbuatan menyekap anak dan percobaan penculikan terhadap PI. Jadi saya tegaskan sekali lagi, video pengakuan PI itu tidak benar," ujar Ivers, di Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, Kamis (14/9/2017).
Dia mengatakan, hal tersebut terungkap ketika polisi menggelar reka ulang yang terdiri dari 20 adegan. Dari reka adegan tersebut terkuak ada ketidaksesuaian antara keterangan ketiga siswi dengan kondisi di lapangan.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Anak Suka Berbohong
Ivers mengatakan, polisi telah melakukan olah tempat yang disebut menjadi lokasi percobaan penculikan dan telah memeriksa 11 orang saksi."Kesimpulan penyidikan kami, video pengakuan PI yang viral dan beredar luas di sosial media itu tidak benar, kami juga telah melakukan pengecekan terhadap (kamera) CCTV dan tidak ada kejadian tersebut," ujarnya.
Memang anak sangat mungkin bisa berbohong karena kurangnya pemahaman mana yang benar dan yang hanya imajinasi saja. Menurut dokter anak T. Berry Brazelton, M.D., pendiri Child Development Unit di Children’s Hospital Boston mengungkapkan beberapa penyebab anak bisa berbohong salah satunya karena imajinasi yang aktif.
Baca juga: Langkah Tepat Saat Menghadapi Anak yang Berbohong
Menurutnya kreativitas yang begitu berkembang membuat anak kadang-kadang menganggap apa yang ia yakini sebagai kenyataan. Imajinasi anak juga datang darimana saja, bahkan bisa dari tontonan yang mereka lihat sehari-hari.
Imajinasi bohong yang dimiliki anak juga terkadang bisa dipakai untuk memperdaya orang lain atau menarik perhatian. Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, anak hingga usia 8 tahun bisa saja berusaha berbohong untuk kepentingan diri sendiri.
Peran orangtua sangat dibutuhkan agar anak bisa menahan imajinasi yang ada di dalam dirinya. Membatasi tayangan yang tidak sesuai umur juga penting agar anak tidak berimajinasi berlebihan yang menyebabkan ia sering berbohong.