Penting! Mata Bayi Perlu Dilatih. Selain Agar Bisa Melihat, Juga ada Hubungannya Dengan Perkembangan Anak

By je, Selasa, 26 September 2017 | 20:00 WIB
Mungkinkah bayi terkena gangguan psoriasis? (Dini Felicitas)

Baca juga: Tip Membersihkan Kotoran Mata pada Bayi

Untuk dua bulan pertama kehidupan, mata bayi tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini normal saja. Namun jika mata tampak masuk atau keluar terus-menerus, tidak bisa fokus, selalu bergerak-gerak, mungkin perlu diperiksakan kepada ahlinya.

Usia 3 bulan, bayi mulai mengikuti benda bergerak dengan mata dan meraih benda. Usia 5—8 Bulan

Selama bulan-bulan ini, kontrol gerakan mata dan keterampilan koordinasi mata-tubuh terus membaik. Persepsi ke depan, yaitu kemampuan untuk menilai apakah objek lebih dekat atau jauh dari objek lain, sudah dimiliki bayi saat ini.

Meski belum bisa membedakan warna seperti orang dewasa, umumnya bayi memiliki penglihatan terhadap warna yang baik pada usia 5 bulan.

Sebagian besar bayi mulai merangkak pada usia sekitar 8 bulan, yang membantu mengembangkan kemampuan ini adalah baiknya koordinasi mata-tangan-kaki-tubuh. Usia 812 Bulan

Usia 9 bulan, bayi mulai belajar berdiri dengan cara berpegangan. Saat ini kemampuan visual harus baik. Jika tidak, bayi tidak bisa melakukan gerakan meraih dan menarik diri sampai bisa berdiri.

Usia 10 bulan, bayi harus bisa memegang benda dengan jempol dan telunjuk. Usia 12 bulan, kebanyakan bayi akan merangkak dan mencoba berjalan. Di sini kemampuan kordinasi mata harus jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika bayi tidak kunjung bisa melakukannya, orangtua perlu curiga ada sesuatu pada mata bayi.

Di usia ini pun bayi sudah mampu menilai jarak dengan cukup baik. Karenanya, selain bisa meraih, dia pun sudah bisa melempar ke arah sesuai dengan apa yang dilihatnya.

Baca juga: 5 Jenis Infeksi Mata pada Bayi Serta Cara Mengatasinya

Usia 12—24 Bulan

Pada usia 2 tahun, koordinasi mata dan tangan anak harus dikembangkan dengan baik. Kenapa? Anak-anak usia ini sangat tertarik untuk mengeksplorasi lingkungannya. Mereka mengenali benda dan gambar yang familiar dalam buku dan bisa menulis dengan krayon atau pensil.

Oleh karena itu, rajinlah melatih kemampuan mata dan visualnya dengan cara membaca buku, membedakan benda, membandingkan benda, memperkirakan jarak dengan permainan lempar tangkap, bergerak menuju tempat tertentu, serta melatih sinkronisasi otak, motorik, mata, dan visual dengan menggambar, mewarnai, atau coret-coret.