Cara Mempertahankan Kehamilan Ketika Ibu Menderita Hipertensi

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 28 September 2017 | 09:15 WIB
Mama hamil yang menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi berisiko tinggi mengalami preeklamsia, yang dapat membahayakan Mama dan janin. (Julie Erikania)

Nakita.id - Ada banyak tindakan pencegahan komplikasi yang perlu Ibu lakukan ketika hamil. Tapi jika Ibu sudah terlanjur memiliki kondisi penyakit tertentu, maka lebih berhati-hati saja.

Umum bagi perempuan untuk menjadi mangsa penyakit gaya hidup seperti diabetes atau hipertensi bahkan di usia 30-an.

Karena banyak perempuan merencanakan kehamilan yang terlambat, masalah ini mungkin muncul ke depan selama fase konsepsi.

Karena hipertensi dikenal sebagai silent killer, seorang perempuan mungkin tidak tahu bahwa ia menderita penyakit yang mematikan dan bisa berdampak pada kehamilannya.

Hamil dengan masalah hipertensi bukan tidak mungkin, tapi Ibu pasti perlu memikirkan hal-hal tertentu sebelum merencanakannya.

Baca juga : Hati-hati Hipertensi Bisa Menjadi Silent Killer

Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang bagaimana merencanakan kehamilan dengan masalah hipertensi dan tindakan pencegahan apa yang harus Ibu ikuti selama sembilan bulan:

Pembuahan

Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Namun, hasil ini tidak memengaruhi kesuburan atau kemampuan seseorang untuk hamil secara umum.

Seorang perempuan yang mungkin menderita hipertensi dan sedang menjalani pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah bisa hamil jika tidak ada kondisi medis yang akan datang, yang mengganggu konsepsi.

Baca juga : Perempuan Lebih Rentan Terkena Hipertensi

Kehamilan