Ungkap Perjuangan Tularkan Virus Mendongeng di Indonesia, Cut Mini: Merasa Bersalah Banget Bikin Anak Orang Nangis!

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Jumat, 14 Desember 2018 | 18:53 WIB
Wawancara dengan aktris sekaligus pendongeng Cut Mini, Kamis (13/12). (Erinintyani Shabrina/Nakita.id)

Nakita.id - Di masa tumbuh kembangnya, sudah seharusnya membaca dan menulis menjadi kemampuan yang dimiliki seorang anak.

Sayangnya, budaya literasi di Indonesia nyatanya masih rendah.

Menurut data yang dilansir oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan, persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01%.

Artinya, dari 10.000 anak, hanya satu anak yang senang membaca.

Menariknya, data ini ditimpali oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhamad Syarif Bando dalam Konferensi Pers Gerakan Ibu Bangsa Membaca 2018, pada Kamis (13/12).

"Sebenarnya yang kurang bukan minat baca, tetapi jumlah buku belum tersebar dengan merata.

Bukan hanya pekerjaan pemerintah, Presiden, tetapi harus dimulai dari semua pihak untuk menjadikan membaca sebagai budaya dalam masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga : Peluncuran Buku Mommy.101:101 Perawatan Bayi, Solusi Cerdas Untuk Orangtua Milenial

Melihat kondisi yang ada, aktris cantik Cut Mini pun tak ingin berdiam diri dan hanya berpangku tangan.

"Saya sangat mendukung acara ini karena saya ingin sekali membidik anak Indonesia kembali membaca buku sejak usia dini.

Apalagi buku dongeng yang harganya tergolong mahal untuk ibu di daerah pelosok, padahal buku dongeng bagus untuk mendekatkan ibu dan anak," ungkap Cut Mini dalam kesempatan yang sama.

Dalam wawancara eksklusif dengan Nakita.id sesaat sebelum tampil dalam pagelaran literasi, wanita peraih Piala Citra ini mengungkapkan kisah perjuangannya menyebarkan dongeng di Indonesia sejauh ini.

Berkecimpung dalam dunia dongeng, Cut Mini mengakui mendongeng awalnya menjadi sesuatu yang tak terpikirkan olehnya.

Setelah selesai proses film Laskar Pelangi, Cut Mini ditawari kesempatan oleh radio Female untuk mengisi acara Dongeng Pagi.

"Mungkin mereka melihat, kok saya tertarik sekali dengan mendongeng dan dekat dengan anak-anak.

Baca Juga : Yuk Moms Ajarkan Anak Suka Membaca Melalui Aktivitas Menyenangkan Ini

Kebetulan saat itu baru satu radio ini yang menayangkan acara dongeng pagi untuk anak, itu dari jam 6 sampai 7.30 setiap Senin sampai Jumat dan saya lumaya lama itu lima tahun," jelasnya.

Hal ini bukanlah hal yang mudah, mengingat mendongeng tak pernah ada sebelumnya dalam kehidupan Cut Mini.

Untuk mengasah kemampuannya mendongeng, Cut Mini diajarkan oleh temannya Paman Gary selama sebulan bagaimana cara membaca script dongeng yang akan ditayangkan di radio.

Selama sebulan, akhirnya wanita yang akrab disapa Mini ini pun bisa merasakan dirinya masuk ke dalam cerita dan dunia dongeng yang penuh khayalan.

Berkat kecintaannya akan dongeng, Mini akhirnya terdorong untuk membuat pojok buku mini agar anak-anak Indonesia bisa merasakan kemewahan membaca buku.

Dalam kesempatan yang sama, Mini juga membagikan cerita yang paling berkesan saat ia sedang menjalankan misinya.

"Saya pernah pergi ke suatu tempat namanya Bajawa, saya membawa buku yang tidak terlalu banyak," ujar Mini memulai kisahnya.

Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Bukan Hanya Tugas Moms, Ini Cara Mudah yang Bisa Dilakukan Ayah untuk Jalin Bonding Berkualitas

Tak disangka, anak-anak di sana ternyata sangat antusias melihat buku yang dibawa dan akhirnya berebutan sampai menangis.

"Duh saya sampai merasa bersalah sekali karena bawa buku nggak terlalu banyak.

Akhirnya saya mencoba mengajarkan bahwa kita harus berbagi sama orang lain, saya bilang sama anak-anak itu: 'buku ini memang cuma sedikit, tetapi kalian bisa baca sama-sama. Setalah kamu selesai membaca, kamu pinjemin ke teman yang lain lalu tukeran buku cerita begitu caranya.

Ibu inginnya membawa se toko buku kesini tapi kemampuan ibu enggak sebesar itu jadi ibu hanya bawa buku sedikit, jadi ibu ingin dengan buku yang sedikit ini bisa dibaca kalian semua bergantian ya kubilang gitu", ujarnya.

Akhirnya, anak-anak yang Mini temui pun bersedia duduk sama-sama bahkan ada yang membaca satu buku berdua bahkan bertiga.

"Saya juga bilang sama anak yang disitu paling besar 'coba kamu bacakan cerita buat adiknya yang belum bisa baca bagaimana ceritanya'  akhirnya dengan memberitahu yang baik, mereka tau bagaimana cara berbagi," sambung Mini.

Cerita tersebut mengetuk hati Mini, bahwa anak Indonesia sebenarnya memiliki minat baca yang tinggi namun jumlah buku yang terbatas membuat banyak anak hanya bisa menganggap buku benda mewah yang langka untuk didapat.

Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Jangan Sepelekan, Ini Dampak Psikologis Si Kecil Jika Bonding Tak Terjalin Baik

Tak jarang Mini menemukan tantangan, sekaligus terus terpacu untuk menebarkan virus membaca utamanya dongeng pada seluruh anak di Indonesia.

"Iya karena ini saya buat sendiri ya dengan tim yang kecil sekali, bukunya juga saya yang cari sendiri ke toko buku.

Saya pilih sendiri, bacain sinopsisnya satu-satu bagus nggak ya jadi ya saya membutuhkan waktu untuk mencari buku yang benar bagus dan sesuai dengan kesukaan anak-anak", ujar Mini.

Diakui Mini, pojok buku mini gagasannya kini baru ada di satu sekolah di Lubang Buaya namun tak ditampik ia ingin menambah pojok buku di sekolah lain.

Baca Juga : Si Kecil Suka Membaca Buku? Ini Dia Tips Duduk yang Baik Saat Membaca!

"Aku memang nggak menaruh sampai ratusan buku yah, hanya 30-an lah di pojok buku itu dan memang khusus buku dongeng atau ensiklopedia yang seru jadi anak bisa mengetahui ilmu baru dengan cara yang menyenangkan," tegas Mini.

Wanita 44 tahun ini pun berharap, langkah kecilnya ini dapat mengembalikan minat baca anak-anak daripada terlalu tenggelam dalam dunia digital.

"Utamanya anak usia TK-SD ya, semoga saya bisa memberikan kesan bahwa membaca buku itu indah loh dan bau kertas tuh nikmat loh. Doakan semoga bisa ada pojok buku mini lainnya," tutup Mini sambil tersenyum.