Strategi Efektif Mendisiplinkan Anak 1-3 Tahun, Moms Sudah Terapkan?

By Anisyah Kusumawati, Selasa, 18 Desember 2018 | 09:43 WIB
Strategi mendisiplinkan anak 1-3 tahun (Freepik)

Nakita.id - Di masa golden age atau 3 tahun pertama, Si Kecil sebaiknya sudah dibiasakan aspek kedisiplinan

Tentu mengajarkan perilaku kedisiplinan tersebut haruslah disesuaikan dengan usianya agar lebih efektif.

Hal ini dilakukan agar kelak ia bisa terus membiasakan perilaku disiplinnya itu pada tonggak perkembangan selanjutnyanya.

Baca Juga : Cara Stimulasi Sederhana Agar Anak Batita Lancar Menulis dan Kreatif

Nah Moms berikut cara cerdas mendisiplinkan batita sesuai usianya.

1. Usia 1 tahun

Si Kecil biasanya memiliki rasa penasaran, energik, dan aktif bergerak.

Tantangannya bagi orangtua yakni Si Kecil yang semakin aktif mengeksplorasi lingkungannya.

Perilaku khas:

- Si Kecil mulai mengerti bahasa dan memasukkan kata-kata ke dalam konteks.

- Dia mungkin belum mengerti dengan jelas apa arti "tidak"

- Seorang anak berusia 1 tahun belum belajar mengenai aturan lingkungan atau bagaimana dunia bekerja.

Misalnya, vas kaca bisa hancur jika dilempar.

Baca Juga : Hati-hati, Ini Daftar Obat Herbal yang Ditarik BPOM Karena Berbahaya!

- Si Kecil menginginkan apa yang dia harapkan untuk sekarang. Bagi mereka menunggu sangat sulit.

- Si Kecil belum memiliki kontrol impulsif.

Strategi disiplin terbaik:

- Tunjukkan anak perilaku yang tepat, tapi jangan memaksakan anak melakukannya secara berlebihan.

- Menjaga nada suara dan ekspresi wajah.

- Jadilah tegas namun positif, dan jangan bereaksi berlebihan.

- Fokus pada pencegahan, singkirkan barang belah pecah dan berbahaya dari jangkauan anak.

 

2. Usia 2 tahun

Pada usia ini emosionalnya naik turun. Tantangan sebagai orangtua sebaiknya mulai semakin memahami dan mengenal mengenai perasaannya.

Baca Juga : REVIEW AKHIR TAHUN: Jadi Orangtua Tegar, Deretan Artis Berjuang Mendampingi Anaknya yang Sakit Pada 2018

Perilaku khas:

- Si Kecil terus-menerus melakukan eksperimen dan 'menguji' lingkungannya untuk mendapat reaksi dari orang lain: "Apa yang akan terjadi jika saya menolak memakai sepatu?"

- Dia memiliki kesulitan untuk memahami dan mengomunikasikan yang terjadi di lingkungannya.

- Si Kecil akan mencoba perilaku khas berupa tantrum ketika ia tidak akan mendapatkan semua yang diinginkan.

Strategi disiplin terbaik:

- Minimalkan 'perebutan kekuasaan' atau sama-sama ingin menang sendiri antara Moms dan si Kecil.

Nyatakan harapan Moms dengan jelas, tanpa berteriak.

Baca Juga : Suara yang Berubah Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Paru-paru, Ketahui Ciri Lainnya!- Tawarkan pilihan sederhana dan jangan mengabaikan pilihannya.

Bila perlu, beri dia insentif dan dorongan untuk bekerja sama mengomunikasikan yang terjadi.

- Pada usia sekitar 2 1/2 tahun, dia akan mulai mengembangkan empati sehingga sebaiknya Moms menekankan aspek tersebut dalam upaya mendisiplinkan.

- Tangani tantrum dengan hati-hati, jangan asal dituruti. Abaikan amukan yang parah namun jangan menyerah, tetap dekat dengan Si Kecil sampai berhenti.

Kemudian arahkan anak ke arah perilaku positif.

3. Usia 3 tahun

Kemandiriannya sudah mulai menonjol pada usia ini. Tantangan bagi Moms yakni sebaiknya bisa meningkatkan kontrol terhadap emosinya.

Perilaku khas:

Baca Juga : Kebiasaan Sederhana Pagi Hari Ini Ternyata Bisa Mencegah Kanker

- Si Kecil sudah memahami gagasan sebab dan akibat.

Misalnya bahwa menjadi "nakal" membuatnya mendapat hukuman dan bahwa bertindak dengan baik mendapat pujian.

- Tantrum masih terjadi, tapi mungkin juga berkembang menjadi merajuk atau merengek.

Si Kecil sudah bisa mulai menangani kesedihannya dengan lebih baik.

Strategi disiplin terbaik:

- Perhatikan tugas perkembangan dan perilaku kesehariannya .

Jangan menghukum anak karena tidak sesuai dengan harapan Moms.

Jelaskan cara melakukan sesuatu dengan sederhana, mintalah dia untuk memulai, dan apresiasi usahanya.

Baca Juga : Tanda Anak Cerdas 0-5 Tahun yang Sering Tak Terpikirkan, Si Kecil Termasuk?

- Latihlah perilaku yang baik.

Bermain game untuk melatih rutinitas.  Misalnya, cobalah permainan persiapan siap sedia dengan memainkan lagu dan mintalah Si Kecil menyelesaikan tiga tugas sebelum musik berhenti.

- Seorang anak yang berusia 3 tahun sudah tepat untuk ditangani dengan metode time-out sekitar tiga menit. (*)