Jacky Boivin, PhD, menjelaskan kepada WebMD tentang hal ini.
Awalnya, Boivin tidak percaya bahwa stres memainkan peran penting dalam infertilitas, namun bukti yang menemukan hubungan antara keduanya mustahil diabaikan.
Boivin menjelaskan, awalnya ia hanya percaya cuma faktor biologis seperti usia dan kualitas embrio saja yang penting dalam keberhasilan atau kegagalan program kehamilan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Makanan Organik Tidak Lebih Sehat Dibandingkan Non-Organik
Studi ini merupakan salah satu yang terbesar dalam meneliti peranan stres terhadap keberhasilan atau kegagalan program kehamilan.
Boivin dan rekan peneliti Lone Schmidt, PhD, melibatkan sekitar 800 pasangan di Denmark untuk menjalani program kesuburan atau kehamilan.
Semua peserta mengisi angket pada awal penelitian untuk menilai tingkat stres mereka.