Ini Kondisi Bayi yang Berisiko Mengalami Gangguan Retina dan Kebutaan Permanen

By Anisyah Kusumawati, Sabtu, 22 Desember 2018 | 10:46 WIB
Ciri kelainan retina bayi (Freepik)

Nakita.id – Retina adalah organ yang sangat vital dari seluruh jaringan di rongga mata.

Bagian mata ini berfungsi untuk menangkap rangsangan cahaya dan mengirimkan rangsangan tersebut ke otak.

Proses inilah yang membuat seseorang bisa melihat objek.

Baca Juga : Anak Asri Welas Kena Katarak, Ketahui Penyebab dan Gejala Katarak Anak

Bisa dibayangkan bila retina seseorang mengalami gangguan, tentunya fatal pada penglihatan bahkan bisa mengalami kebutaan.

Faktanya gangguan retina ini bisa dialami juga oleh bayi.

Bayi prematur dengan beberapa karakteristik ternyata bisa mengalaminya, Moms.

Pada bayi prematur gangguan retina yang dialami ialah Retinopathy of Prematurity (ROP).

Saat lahir, pertumbuhan pembuluh darah retina belum sempurna pada bayi yang lahir prematur.

Normalnya suplai darah retina dimulai pada usia 16 minggu kehamilan dan terbentuk secara sempurna pada usia kehamilan 41-42 minggu.

Akibat adanya oksigen tinggi, pertumbuhan pembuluh darah normal terhenti dan terjadi kelainan jaringan berupa timbulnya pembuluh darah retina baru yang tidak normal (neovaskularisasi).

Baca Juga : Ini Karakteristik Ibu Hamil yang Meningkatkan Kemungkinan Jantung Bawaan Janin

Neovaskular ini bisa menimbulkan komplikasi berupa perdarahan ke dalam rongga mata (vitreus) atau tarikan pada retina hingga terlepas (retinal detachment).

Kondisi ini bisa menimbulkan kebutaan permanen loh Moms.

Beberapa karakteristik bayi yang berisiko mengalaminya antara lain:

- Lahir dari usia kehamilan kurang dari 32 minggu.

- Berat badan lahir rendah, kurang dari 1500 gram.

Baca Juga : Seks Anal Membuat Rentan Kanker Dubur, Ini yang Harus Diperhatikan

- Lahir dari usia kehamilan lebih dari 32 minggu atau berat badan lahir 1500-2000 gram dengan kondisi klinis yang dianggap berisiko tinggi seperti kelainan jantung, paru, kelainan darah, dll.

- Lahir dengan faktor risiko seperti terapi oksigen, hiposekmia (rendahnya kadar oksigen dalam darah), dan penyakit lainnya (sepsis, pendarahan otak,dll).

Pemeriksaan dini sebetulnya bisa dilakukan.

Namun memang memerlukan koordinasi dengan dokter anak dan dokter mata.

Baca Juga : Suara yang Berubah Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Paru-paru, Ketahui Ciri Lainnya!

Deteksi dini memerlukan alat dan keahlian khusus.

Pemeriksaan dengan cara konvensional bisa menggunakan oftalmoskopi.

Namun teknologi terkini juga bisa dilakukan untuk pemeriksaan retina ini yakni menggunakan Retcam (Retinal Camera).