Kesaksian Ibu Hamil 6 Bulan Saat Diterjang Tsunami, Sudah Pasrah Ajalnya Datang Hingga....

By Saeful Imam, Senin, 24 Desember 2018 | 21:29 WIB
Kondisi Tsunami Banten (Tangkapan Layar Twitter Sutopo_PN)

Nakita.id - Tak hanya kawasan Pandeglang, Anyer, Carita, dan sekitarnya yang terkena musibah tsunami. 

Kawasan Lampung pun tak kalah hebat terkena musibah ini. 

Gelombang tinggi tiba-tiba muncul menyapu semua yang ada di depannya. Suara kepanikan pun terdengar di sana sini.

Nasoha (45), warga Way Muli Timur, Rajabasa, Lampung Selatan mengaku mendengar suara gemuruh ombak besar, namun tak menyangka jika itu tsunami.

 

Kejadian sekitar pukul 21.00 WIB, dia bersama anaknya berada di rumah. Saat ombak pertama datang, ia sempat keluar rumah dan mencari sumber suara.

"Pas keluar ternyata air sudah naik ke rumah setinggi lutut. Saya cepat masuk lagi, narik anak untuk keluar.

Baca Juga : Kesaksian Krisyanto, Vokalis Jamrud yang Selamat Dari Tsunami Banten

Namun ombak kedua setinggi empat meter datang dan langsung menghantam rumahnya.

"Saya nggak sempat ngapa-ngapain lagi. Sama anak cuma bisa pelukan saja. Terus dalam sekejap saya sudah tergulung ombak," tutur Nasoha.

Nasoha yang mengalami luka robek di lengan kanan dan telinga kanan, serta memar di pelipis mata kiri, mengaku pasrah saat tergulung ombak.

"Tapi syukur, saya masih bisa selamat. Tapi rumah saya rata, tidak berbentuk lagi," ucap Nasoha.

Baca Juga : Kesaksian Fotografer Norwegia Lihat Dua Gelombang di Pantai Anyer Saat Abadikan Gunung Api yang Meletus

Sulis, warga Desa Way Muli Timur lainnya menuturkan, gelombang besar menerjang rumahnya saat ia dan dua anaknya hendak tidur.

Ia yang dalam kondisi hamil 6 bulan sempat terendam air laut.

"Waktu hendak menyelamatkan diri saya sempat jatuh. Suami saya menyelamatkan anak. Saya terendam luapan air.

Saat itu, saya merasa hidup saya akan berakhir, sampai ada tetangga yang menarik tangan saya," tuturnya.

Selanjutnya, ia bersama suami, anak serta tetangganya berlari menuju kaki gunung Rajabasa.

Menurutnya, malam itu cukup mencekam. Karena aliran listrik PLN mati. Sehingga warga pun kalang-kabut untuk menyelamatkan diri di tengah gelapnya malam.

Baca Juga : Kesaksian Nelayan yang Selamat dari Tsunami Banten :

Saat air surut dan kondisi sudah aman. Ia dan suami kembali ke rumah. Namun ia mendapati bagian depan rumahnya sudah roboh.

Begitu juga dengan warung soto miliknya. Sudah rata dengan tanah. Sementara beberapa rumah tetangganya juga rata dengan tanah.

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Ibu Hamil 6 Bulan Tersapu Tsunami: Saya Merasa Hidup Akan Berakhir