Nakita.id - Dalam hubungan rumah tangga, sering kali Ibu dan Ayah memiliki perdebatan besar terkait pembagian tugas dalam membereskan rumah.
Beberapa perempuan memilih tetap bekerja dan berpenghasilan sama dengan laki-laki atau lebih besar, namun penelitian baru menunjukkan bahwa ada kesenjangan jender terkait dengan pekerjaan rumah tangga.
Penelitian yang diterbitkan dalam Sex Roles menemukan, perempuan secara konsisten melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga daripada laki-laki, yang dapat menyakiti hubungan keduanya.
Peneliti Kanada di University of Alberta mengamati pola tanggung jawab pekerjaan rumah tangga antara laki-laki dan perempuan yang konsisten pada tiga tahap kehidupan: transisi ke masa dewasa (usia 25); dewasa muda (umur 32); dan usia paruh baya (umur 43).
Secara khusus, perempuan dan pasangan dengan penghasilan terendah adalah orang-orang yang melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga ketika pasangan berusia sekitar 25 tahun.
(Baca juga : Ini Trik Agar Suami Istri Kompak Dalam Mengasuh Anak)
Jam kerja dan laki-laki yang membesarkan anak-anak memengaruhi keterlibatan pekerjaan rumah tangga pada usia 32 tahun.
Dan jenis kelamin adalah prediktor terbesar siapa yang akan melakukan pekerjaan apa saat pasangan berusia empat puluhan.
Para peneliti menyimpulkan sebagian besar pekerjaan rumah tangga umumnya dilakukan oleh perempuan.
"Secara keseluruhan, waktu, variabel uang dan jender tampaknya penting untuk menjelaskan pembagian kerja rumah tangga, walaupun dengan intensitas yang bervariasi tergantung pada tahap dalam kursus kehidupan," kata Rebecca Horne, penulis utama studi dari Universitas Alberta.
American Time Use Survey dari Bureau of Labor Statistics menemukan, laki-laki melakukan 35 persen dari total tugas rumah tangga.
Pekerjaan dapat menjadi usaha bersama untuk pasangan suami istri, yang dapat memersingkat waktu pembersihan hingga dua pertiga dan bahkan dapat membantu meningkatkan daya tarik fisik dan mengarah pada kehidupan seks yang lebih baik.
Sebuah studi yang dilakukan di University of California-Riverside menemukan bahwa istri lebih cenderung tertarik secara seksual pada suami yang membantu pekerjaan rumah tangga.
(Baca juga : 5 Cara Mempertahankan Keharmonisan Suami-Istri Usai Bertengkar Hebat)
Istri juga kemungkinan besar memiliki "mood" yang oleh para periset dikaitkan dengan penekanan stres dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan di rumah.
Meskipun ada lebih banyak negosiasi mengenai siapa yang melakukan apa, para periset mengamati hubungan suami istri tersebut benar-benar membaik.
Demikian pula, penelitian lain menemukan bahwa kontribusi yang sama terhadap tugas dapat meningkatkan hubungan pasangan.
Ketika laki-laki menganggap kontribusi mereka untuk pekerjaan rumah dilakukan dengan adil, pasangan tersebut melakukan hubungan seks yang lebih sering dan pasangan laki-laki dan perempuan lebih puas dengan kehidupan seks mereka.
Namun, jumlah pekerjaan rumah tangga yang dilakukan pasangan laki-laki (lebih dari perempuan) tidak memengaruhi berapa kali pasangan tersebut melakukan hubungan seks.
(Baca juga : Suami Perlu Lakukan Ini Saat Istri Mengidam)
Dengan kata lain, persepsi suami yang melakukan pekerjaan rumah tangga memiliki jumlah cukup dalam melakukan hubungan seks.
Namun, temuan ini dapat membantu memulai percakapan untuk membantu kesetaraan jender di tingkat masyarakat dan membantu pasangan hidup menjadi lebih selaras dengan apa yang mampu memengaruhi kehidupan rumah tangga mereka di kemudian hari. (*)