Sepekan Berlalu, Ifan Seventeen Masih Sering Lupa Dylan Sahara Sudah Meninggal Saat Tsunami Banten!

By Shevinna Putti Anggraeni, Sabtu, 29 Desember 2018 | 17:09 WIB
Ifan Seventeen masih sering lupa kalau istrinya sudah meninggal (Kolase Instagram/@ifanseventeen)

Nakita.id - Ifan Seventeen masih merekam jelas tragedi tsunami Banten, Sabtu (22/12/2018) yang merenggut nyawa istri sekaligus semua personel Seventeen.

Setiap kali Ifan menceritakan kembali kejadian tsunami Banten sepekan lalu, suaranya masih bergetar dan terbata-bata.

Ifan Seventeen masih merasakan duka dan trauma hebat usai tragedi tsunami yang mengambil nyawa istrinya, Dylan Sahara.

Baca Juga : Ifan Seventeen Alami Trauma Pasca Tsunami Banten, Takut Pulang ke Jakarta Hingga Merinding Dengar Suara Ambulance!

Vokalis Seventeen ini masih teringat kenangan terakhirnya tepat sebelum manggung dan diterjang tsunami.

Ternyata Ifan dan istrinya, Dylan Sahara sempat bermain di pantai sebelum manggung untuk acara malam hari.

"Ya banyak sih, sebelum kejadian istri sempat nyamperin ke belakang panggung, kita sempat lunch bareng, sempat main di pantai, sempat tidur siang di sampingku," kata Ifan Seventeen saat wawancara bersama salah satu stasiun televisi (28/12/2018).

Tapi, tragedi tsunami yang begitu cepat dan mengambil semua nyawa orang terdekatnya sekaligus membuat Ifan seolah merasa masih memiliki semuanya.

"Ya kalau dibilang ikhlas, ya ikhlas. Tapi kadang logikaku itu juga kayak berkata what happen to fast. Jadi rasanya kayak ngga terima, ya bukan ngga terima. Tapi kayak merasa semuanya masih ada," ujarnya.

Baca Juga : Sempat Kesal, Ifan Seventeen Cerita Tingkah Aneh dan Ucapan Terakhir Dylan Sahara Tepat Sebelum Manggung!

Ifan Seventeen masih sering lupa kalau istri dan teman-temannya sudah meninggal

Ifan Seventeen masih sering lupa jika dirinya sudah kehilangan sang istri, Dylan Sahara.

Walau sudah sepekan berlalu, Ifan masih sering menunggu istrinya pulang ke rumah karena lupa bahwa sudah meninggal.

"Jadi kayak merasa istriku masih ada. Kadang kalau aku ke depan gitu masih suka aku tunggu keluar dari pintu. Aku merasa hal-hal konyol kayak gitu," tuturnya.

Ia juga masih sering menghubungi Herman dan personel Seventeen lainnya yang sudah meninggal akibat tsunami.

Ifan merasa seolah ingatannya tentang sang istri dan teman-temannya yang sudah meninggal masih sering hilang.

"Kadang aku masih suka mau telepon Herman, aku keinget apa gitu terus aku coba telepon dia. Tiba-tiba keingat 'Oh iya Astaghfirullah' gitu. Jadi karena itu terjadi begitu cepat, kayak logikaku belum merekam itu semua (seolah-olah masih ada semua)," jelasnya dengan suara yang masih bergetar.

Baca Juga : Dylan Sahara Ditemukan di Ruangan Penyedot Air, Ifan Seventeen Ceritakan Kondisi Tempatnya Tertumpuk Material!

Kemudian Ifan menggambarkan pikiran dan perasaannya tergulung tsunami ketika di tengah manggung.

Ifan mengungkap dirinya dan sejumlah kru Seventeen lainnya sulit mengira bahwa itu tsunami ketika tergulung air.

Tak ada satu pun yang langsung mengira itu tsunami lantaran tidak pernah membayangkan dihantam tsunami saat manggung.

"Jadi pertama kali dihantam ombak itu kru ku berusaha bernapas karena dia ngga sadar kalau itu di dalam air, karena otaknya mencoba memberi jawaban," katanya.

Saat tergulung tsunami, Ifan hanya bisa berpikir dirinya sedang bermimpi atau kiamat sudah tiba.

Sebab, Ifan tidak pernah membayangkan bernyanyi di atas panggung lalu datang tsunami.

"Sama kayak aku waktu kegulung tsunami, di otakku itu mikir ini mimpi atau kiamat. Karena ngga pernah terekam di memori (membayangkan) manggung kena tsunami. Jadi pikirku ya Allah apa ini banjir, apa ini kiamat, ada apa ini," jelasnya.

Baca Juga : Firasat Wirang Birawa Tahun 2019, Ada Bencana Air di Pulau Jawa dan Kalimantan, Tsunami Lagi?

Ifan hanya berusaha bernapas, melepaskan diri dari benda di sekitarnya lalu naik ke permukaan air.

Setelah berhasil naik ke permukaan itulah Ifan baru mengetahui ia sedang tergulung tsunami.

"Aku coba mengeluarkan diri dari kabel, besi sampai aku muncul ke permukaan air. Semua orang teriak tsunami dan di situ aku baru paham kalau lagi kena bencana tsunami," lanjutnya.

Namun perjuangannya untuk tetap berada di permukaan air dan menyelamatkan diri tak mudah.

Beberapa kali Ifan merasa badannya dihantam ombak, digulung ke dalam air lalu ke permukaan.

Selama tergulung dan berusaha menyelamatkan diri itu Ifan memikirkan istri dan semua orang yang datang bersamanya ke Tanjung Lesung.

"Begitu aku paham itu tsunami, tiba-tiba badanku ditarik sama arus yang kencang banget ke tengah laut.

Jadi kayak bertubi-tubi, mikirin istri, kembaranku, adikku, sekeluarga, ponakan, mikir akan mati, mikir kalau lagi tsunami dan daratan udah jauh banget. Ditambah aku udah capek dan kehabisan napas setelah kegulung-gulung terus itu," tandasnya.