Abaikan Kesehatan Gigi dan Mulut Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Perhatikan Dads!

By Natasha Nur Ananda, Kamis, 3 Januari 2019 | 13:04 WIB
Disfungsi ereksi pada laki-laki disebabkan oleh genetik (iStockphoto / imtmphoto)

Nakita.id – Menurut data dari Mayo Clinic, disfungsi ereksi (DE) kini dialami oleh sekitar 18 juta laki-laki di Amerika dan ada sekitar 1 dari 5 laki-laki di dunia yang melaporkan kasus serupa.

DE terjadi ketika seorang lelaki mengalami kesulitan dalam mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual.

DE juga bisa membuat hubungan seksual Moms dan Dads menjadi terasa sulit dan kurang menggairahkan.

DE bisa terjadi karena seiringnya bertambah usia laki-laki, tetapi beberapa kondisi kesehatan yang juga dapat memicu terjadinya DE.

Baca Juga : 5 Tanda Tak Biasa Si Kecil Cerdas dan Berbakat Sejak Bayi, Catat Moms!

Seperti: diabetes, ginjal, gangguan saraf otak, serta gangguan pembuluh darah.

Tak hanya itu, penelitian asal Cina yang diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research pada 10 November 2016 dan menunjukkan DE 2,28 kali lebih lazim ditemui pada pria yang mengalami radang gusi periodontitis.

DE yang terjadi pada pasien periodontitis, umumnya lebih mungkin terjadi pada lelaki dengan usia kurang dari 40 tahun dan lebih dari 59 tahun.

Hasil tersebut didapat setelah tim peneliti melakukan review terhadap lima penelitian antara 2009-2014 yang melibatkan 213.000 peserta lelaki.

Gejala dan Penyebab Periodontitis

Radang gusi merupakan peradangan yang terjadi pada gusi dengan gejala gusi bengkak, kemerahan, permukaan gusi lunak, mudah berdarah, dan disertai dengan bau mulut.

Sedangkan periodontitis merupakan radang yang terjadi pada keseluruhan jaringan pendukung gigi (termasuk gusi).

Baca Juga : 7 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Daun Salam, Lebih dari Bumbu Dapur!

Jika Dads mengalami gusi merah dan bengkak lebih baik konsultasikan ke dokter, kemungkinan bakteri menginfeksi jaringan sekitar gigi, termasuk tulang.

Kurang menjaga kebersihan gigi bisa menjadi penyebab awal terjadinya radang gusi maupun periodontitis.

Sisa makanan pada gigi yang tidak dibersihkan dengan sempurna akan membentuk lapisan putih kekuningan yang mengandung bakteri.

Apabila dibiarkan bakteri yang terkandung di dalamnya dapat memicu radang pada gusi.

Jika kondisi ini masih dibiarkan, risiko kerusakan tulang akibat infeksi menjadi semakin tinggi sehingga gigi menjadi goyang atau lepas karena tidak tertopang dengan baik.

Dr. Zhigang Zao dari The First Affiliated Hospital of Guangzhou Medical University in China merekomendasikan untuk mencabut gigi demi mengurangi keparahan periodontitis sehingga mengurangi risiko DE.

Namun, Penasihat Konsumen American Dental Association (ADA) Sally J. Cram, D.D.S, mengatakan, pencabutan gigi dapat menjadi pilihan terakhir.

Bila diketahui sejak dini, periodontitis dapat ditangani dengan pengobatan sederhana, seperti pembersihan mendalam.

Periodontitis dan Disfungsi Ereksi

Dr. Zao mengatakan, mekanisme biologi antara DE pada pasien periodontitis memang belum diketahui dengan jelas.

Namun, pasien periodontitis dinilai sangat perlu mengetahui bahwa DE bisa menjadi salah satu komplikasi dari periodontitis.

Penasihat Urologi Larry Lipshultz, M.D berpendapat, peradangan kronis yang disebabkan oleh penyakit gusi dapat merusak sel-sel endotel yang membentuk lapisan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah pada penis.

Baca Juga : Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!

Kerusakan endotel itulah yang dapat membuat aliran darah pada penis terganggu, sehingga penis menjadi sulit untuk ereksi.

Periodontitis kronis memang dapat meningkatkan risiko gangguan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di penis, yang menjadi salah satu penyebab DE, selain gangguan sistem saraf, gangguan hormon, dan masalah psikologis.

Dengan kata lain, periodontitis kronis dapat dikatakan sebagai faktor risiko dan bukan penyebab langsung dari DE.

Meski begitu, kehati-hatian tetap diperlukan.

Radang gusi maupun periodontitis dapat terjadi pada siapa saja yang memiliki kondisi kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik.

Orang-orang dengan kebiasaan merokok, mengalami kondisi perubahan hormonal (seperti: ibu hamil dan pubertas), penyakit sistemik (semisal: diabetes mellitus, gangguan jantung, dan hipertensi), memiliki risiko yang lebih tinggi.

Baca Juga : Beri Saran Ayu Ting Ting untuk Gunakan Baju Tertutup, Warganet Ini Kena Bully, Kok Bisa?

Tak hanya itu, orang-orang yang pernah mengalami penyakit periodontal, yaitu radang gusi dan periodontitis, di masa lalu, lebih mungkin untuk mengalaminya kembali.

Selain itu, kebanyakan orang umumnya tak mengalami rasa sakit hingga akhirnya menuju tahap lanjutan.

Tak ada cara lain, menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah langkah termudah dan terbaik untuk mencegah penyakit yang berhubungan dengan gusi dan terhindar pula dari DE.