13 Jenis Alat-alat Kontrasepsi. Mulai dari Pil KB Hingga Kondom, Mana yang Paling Efektif Mencegah Kehamilan? (1)

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 26 Oktober 2017 | 00:45 WIB
Mengenal Kontrasepsi Spiral (Ipoel )

"Ini adalah pilihan tepat bagi perempuan yang tidak bisa, atau tidak mau, menggunakan metode kontrasepsi hormonal," tambahnya.

 IUD juga bisa digunakan sebagai kontrasepsi darurat, dan lebih efektif untuk mencegah kehamilan daripada pil darurat.

4# Kontrasepsi Implan. Ini adalah alat yang berbentuk batangan kecil yang fleksibel dan dipasangkan di bawah kulit lengan atas dan melepaskan hormon progestogen.

Metode ini lebih dari 99% efektif dan bertahan selama tiga tahun. Kontrasepsi ini hanya mengandung hormon progesteron, yang bisa menjadi pilihan terbaik bagi Ibu, yang tidak dapat menggunakan metode estrogen.

Pada beberapa perempuan, metode ini dapat membantu mengurangi fase menstruasi parah atau menyakitkan, meskipun juga dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur.

Kebanyakan perempuan hanya menggunakan kontrasepsi progesteron tanpa memakai alat lainnya, tapi dokter atau perawat akan selalu memeriksa riwayat kesehatan Ibu terlebih dahulu.

(Baca juga : Alat Kontrasepsi untuk Penderita Hipertensi)

5# IUS (Intra Uterine System). IUS adalah perangkat plastik kecil yang dimasukkan ke dalam rahim tempat melepaskan hormon progesteron. Ini bisa berlangsung selama tiga sampai lima tahun dan lebih dari 99% efektif. Seperti IUD, kebanyakan perempuan bisa memasangnya, terlepas apakah mereka pernah hamil atau tidak.

(Baca juga : Ini Alat Kontrasepsi yang Paling Direkomendasikan)

6# Suntikan Progesteron. Ini adalah salah satu metode lama yang paling umum digunakan, karena tersedia secara luas dari dokter umum dan juga klinik kesehatan. Metode ini melibatkan suntikan yang mengandung hormon progesteron setiap delapan sampai 13 minggu sekali.

Hal ini sering menghentikan menstruasi Ibu sepenuhnya, di mana tidak semua perempuan melihat kondisi ini sebagai keuntungan. Keefektivitasannya tidak terlalu lama dan untuk itu, paling efektif Ibu perlu melakukan injeksi berikutnya tepat waktu.

Keefektifannya diperkirakan 99% namun Natika mengatakan, "Kebanyakan perempuan dapat melakukannya, tapi tidak sesuai dengan Ibu jika berencana untuk hamil secepatnya - periode dan kesuburan bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk kembali normal setelah menghentikan suntikan. Dan itu bukan pilihan yang tepat jika Ibu tidak ingin fase menstruasi berubah," tambahnya. (*)