Hindari Tiga Kesalahan yang Sering Dilakukan Ayah Terhadap Balita Agar si Balita Mau Dekat Dengan Ayah

By je, Selasa, 24 Oktober 2017 | 04:30 WIB
Ayah dan Balita (je)

Nakita.id - Umumnya, anak balita lebih dekat dengan sang ibu dibandingkan sang ayah. Tak heran, karena ibu memiliki peran penting dalam mengurus balita. Bukan berarti peran ayah tidak penting, lo. Masalahnya, selain inetensitas waktu yang jarang, beberapa faktor berikut juga menjadi “kesalahan” yang dilakukan ayah terhadap sang balita sehingga membuat si balita jauh dari ayahnya. 

1. Sikap ayah yang terlalu serius kepada balita.

Harvey Karp, M.D. mengatakan, ayah seharusnya tidak bersikap terlalu serius kepada balitanya, terutama saat ayah berbicara kepada balita. Upayakan untuk menggunakan suara tertentu saat berbicara dengan balita. 

"Anda tidak mau terdengar konyol, jadi saat berbicara dengan balita tetap gunakan suara orang dewasa. Tetapi, anak-anak biasanya akan merespons lebih baik dengan nada suara yang lebih lembut. Balita lebih tertarik pada nada suara yang berirama seperti sedang bernyanyi. Para ayah sering kali ragu untuk melakukan hal ini, padahal efeknya bisa membuat balita merasa terhibur dan nyaman," papar penulis The Happiest Toddler on the Block ini.

Baca juga : 5 Cara yang Bisa Ayah Lakukan untuk Menenangkan Bayi

2. Kurang meluangkan waktu untuk balita.

Kesalahan yang sering dilakukan ayah adalah menganggap bahwa anaknya masih terlalu kecil, sehingga melewatkan waktu bersama balita tidak terlalu penting. Padahal, meski ayah lelah setelah seharian bekerja, cobalah untuk mengajak main sang balita walau hanya sebentar. 

Laura Markham, Ph.D menyarankan para ayah agar selalu mengatakan kepada diri sendiri bahwa ayah hidup untuk saat ini dengan sang buah hati yang telah diberkati oleh Tuhan untuk waktu yang singkat. Hal itu akan memengaruhi bagaimana sang balita akan berperilaku terhadap ayah. 

"Anak akan merasakan kehadiran sang ayah dan berhenti merengek atau rewel. Kemudian mulai bisa diajak bekerja sama dengan Anda," ujar psikolog klinis dan penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids ini.

Baca juga : Anak Lebih Cerdas kalau Dekat dengan Ayah Sejak Bayi

3. Berasumsi bahwa ibu adalah nomor satu bagi balita.

Ayah merasa bahwa ibu adalah nomor satu di mata sang balita, sebab balita lebih dominan menghabiskan waktu bersama sang ibu. Padahal, ayah juga memiliki peran bagi sang balita, meskipun tidak bisa meluangkan waktu sebanyak ibu.