Anak Usia 4 Tahun Bertingkah Seperti Bayi? Ini Sebabnya!

By Soesanti Harini Hartono, Selasa, 31 Oktober 2017 | 10:00 WIB
Mengenal perasaan anak dengan gerak geriknya (Saeful Imam)

Nakita.id - Di usianya yang menginjak 4 tahun, umumnya anak sudah dapat mengoceh dengan menggunakan kalimat penuh. Maka tak heran bila Ibu merasa sedikit terganggu dengannya karena tiba-tiba si kecil mulai berbicara seperti bayi lagi.

Misalnya anak mengatakan, "Aku mau itu" atau "Aku tidak seperti ini", yang semakin membuat Ibu merasa cemas dengan tumbuh kembangnya.

Tapi tunggu dulu, Bu! Jangan buru-buru cemas akan hal ini, ya. Bisa jadi ada alasan yang menyebabkan anak bertingkah seperti bayi, seperti yang dituturkan Dr Richard C. Woolfson berikut ini.

Baca juga : 5 Kebiasaan Buruk Orangtua Yang Berpengaruh Pada Perilaku Anak

1. Ingin mendapat perhatian ibu.

Bila anak mulai menggunakan bahasa yang tidak jelas hanya untuk bersenang-senang, mungkin ia dan teman-temannya sedang bermain bersama dan berpura-pura menjadi bayi.

Namun, bila hal itu terus dilakukannya di rumah, Ibu dapat memintanya dengan perkataan lembut untuk berbicara dengan benar. Kebanyakan anak lebih suka mendapat perhatian negatif dari ibu dan ayah mereka daripada tidak sama sekali.

Apa yang harus dilakukan? Abaikan saja. Balas perkataan anak seolah-olah ia telah berbicara dengan baik sesuai dengan usianya. Selain itu, beri anak banyak pujian saat ia berbicara dengan benar.

Baca juga : 10 Perilaku Anak yang Menunjukkan Tanda Gangguan Mental

2. Cemburu dengan adik bayinya. 

Tidak mengherankan bila anak sulung merasa cemas dengan saudara kandungnya yang baru, bahkan ketika ada celah usia tiga atau empat tahun. Anak terbiasa memiliki Ibu sepenuhnya untuk dirinya sendiri, dan tidak senang bila harus berbagi waktu, cinta dan sumber daya Ibu dengan orang lain.

Apa yang harus dilakukan? Libatkan si sulung saat Ibu sedang mengasuh adik bayi. Mereka bisa membantu Ibu saat mengganti popok dan mandi, dan mungkin memberinya makan. Dengan begitu, kakak tidak melihat si adik bayi sebagai ancaman dan lebih sebagai pendamping.