Ini Dia, 5 Tanda Ibu Kekurangan Cairan Di Masa Hamil.

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 1 November 2017 | 06:30 WIB
Yang Harus Mama Lakukan Jika Cairan Ketuban Sedikit (Gisela Niken)

Nakita.id - Selama kehamilan, jumlah buang air kecil cenderung meningkat,  kondisi ini bisa memengaruhi kondisi tubuh dengan terjadinya kehilangan elektrolit. 

Jika tubuh ibu hamil kekurangan elektrolit, hal ini berdampak buruk bagi bayi. Maka itu, sangat penting memenuhi asupan elektrolit  agar cairan tetap bergerak di sekitar sistem tubuh kita.

Lalu, bagaimana mengetahui jika Ibu harus menambah elektrolit selama kehamilan? Nah, ketidakseimbangan elektrolit bisa menunjukkan beberapa indikasi. Inilah tanda-tandanya:

Baca juga : Ternyata, Ini Penyebab Perut Buncit yang Tak Disadari

1# Haus. Haus adalah salah satu pertanda baik yang juga bisa menunjukkan bahwa tubuh Ibu membutuhkan elektrolit. Saat sedang hamil, jangan abaikan dahaga Ibu akan air. Juga, pastikan itu bukan merupakan indikasi diabetes gestasional. Agar aman, mintalah dokter untuk melakukan tes.

2# Membengkak. Selama kehamilan, pembengkakan masih dianggap normal. Bagian tubuh tertentu cenderung membengkak. Tapi pembengkakan juga bisa menjadi tanda bahwa cairan tidak bergerak dengan cara yang benar. Minumlah cairan elektrolit untuk membantu kondisi ini.

Baca juga : Makan Ini Bila Kaki Sering Kram

3# Sembelit. Sembelit juga bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan cairan. Jika tubuh Ibu selama hamil tidak memiliki elektrolit, sembelit juga bisa terjadi.Oleh karena itu, banyaklah minum beberapa elektrolit agar perut tetap nyaman.

4# Sakit kepala. Di antara banyak alasan lainnya, dehidrasi juga bisa menyebabkan sakit kepala. Elektrolit ini bisa mengatasi sakit kepala Ibu ketika hamil.

Baca juga : Bayi Muntah Disertai Diare. Ini yang Perlu Mama Lakukan

5# Morning SicknessMasalah seperti morning sickness dan haemorrhoids selama kehamilan mungkin tidak terjadi semata-mata karena kurangnya elektrolit.Tapi kondisi Ibu akan lebih baik jika kita menghidrasi diri dan mengonsumsi lebih banyak elektrolit. (*)