Fakta Seputar ASI dan Cara Tepat Menyusui Bayi dari Bidan IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 10 November 2017 | 01:15 WIB
4 Fakta Ketika Menyusui Butuh Pengorbanan Besar (Dini)

Nakita.id - Sudah tahu istilah IMD? Jika belum, IMD adalah singkatan dari Inisiasi Menyusui Dini yang banyak digunakan sebagai istilah di dunia kebidanan.

Lebih jelasnya, IMD adalah proses memberikan kesempatan kepada bayi untuk mencari sendiri (tidak dipaksa / disodorkan) sumber makanannya dan menyusu ibunya segera setelah melahirkan minimal dalam kurun waktu 1 jam.

Hal ini diungkapkan pula oleh Bidan Ani Sriwedari dari Ikatan Bidan Indonesia, “Inisiasi menyusui dini artinya memberikan kesempatan kepada bayi untuk melakukan refleks mengisap dan memotivasi bayi bisa menyusu sendiri dalam waktu minimal satu jam.”

Bidan Ani menambahkan, bila dalam waktu satu jam bayi belum berhasil menemukan sumber makanannya (payudara ibunya), segera meminta bantuan kepada ibu bidan atau dokter kandungan karena waktu bisa bervariasi.

“Yang penting bayi bisa mengisap sendiri. Karena apa? Keberhasilan dari IMD merupakan langkah awal untuk keberhasilan ASI eksklusif,” tuturnya.

Apa yang dikatakan ASI eksklusif? Bayi mulai usia 0 bulan sampai 6 bulan hanya diberikan ASI saja. Tidak boleh diberikan apapun, bahkan air putih atau pun madu.

Baca juga : Keajaiban IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Bagaimana cara menyusui yang benar?

Pelekatan dan posisinya harus benar. Jadi bukan Ibu yang menyodorkan payudaranya ke bayi, melainkan mulut bayi yang harus ‘mencari’ payudara Ibu.

Nah, bagi Ibu yang merasa frustasi karena putingnya tak menonjol, sebaiknya jangan cemas! Faktor ini ternyata sama sekali tidak memengaruhi ASI.

“Pada waktu bayi membuka mulutnya, maka akan langsung menyambar payudara ibu, sehingga bagi Ibu yang tidak mempunyai puting (puting terbenam) pun tidak masalah karena anak menyusu bukan di putingnya, tetapi di areola,” jelas Bidan Ani.

Amubidabi atau singkatan istilah yang dipakai Bidan Ani merupakan kondisi di mana sebagian areola masuk ke mulut bayi, kemudian mulut mereka akan membuka lebar, dagunya menempel di payudara, dan pipinya tampak ‘kembung’ lantaran refleks mengisap payudara dan meminum ASI.

Baca juga : Hebatnya Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Bagaimana posisi menyusui yang benar?

Posisi menyusui yang benar ialah dengan menempatkan kepala, leher, dan badan bayi ditarik garis lurus, perut ibu dan bayi saling menempel. “Ini adalah pelekatan dan posisi menyusui yang benar,” tutur Bidan Ani.

Bagaimana cara untuk memberikan ASI?

“Kalau kata orang dulu, netekin dari kiri ke kanan supaya payudaramu sama. Ini tidak betul! Bagaimana yang betul? Satu payudara untuk menyusui bayi dan satu payudara lagi diperah. Mengapa? Karena ternyata satu payudara ini terdiri dari ASI awal dan ASI akhir,” imbuh Bidan Ani.

Apa yang dikatakan ASI awal? Pertama kali ASI keluar, warnanya masih bening karena kandungannya sebagian besar air dan protein saja.

Sementara yang dimaksud dengan ASI akhir ialah susu ibu yang mengandung lemak, karbohidrat dan laktosa. Sehingga, jika Ibu menyusui dari kiri lalu dipindahkan ke kanan, maka bayi akan rewel karena tidak mendapatkan ASI yang maksimal.

Baca juga : 4 Tantangan yang Bikin Ibu Gagal Menyusui

Bagaimana jika pelekatan bayi tidak tepat? Yang terjadi puting Ibu akan lecet. “Jadi kalau Ibu menyusui putingnya lecet, itu berarti anaknya tidak mendapatkan ASI secara sempurna,” ungkap Bidan Ani.

Yang terjadi, kadang-kadang, ibu imemangku bayinya, lalu mulut sang bayi dimasukkan ke payudara. Padahal, belum tentu masuk. Yang penting,mulutnya sudah masuk ke payudara, jadi jika sudah dibiarkan saja. Itu bayinya tidak mendapatkan apa-apa.” (*)