Nakita.id - Menyoal kecerdasan, ada pepatah populer terkait, “The apple never falls far from the tree.” Buah apel akan jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah anonim ini begitu banyak dikutip untuk menjelaskan besarnya peran orangtua pada anak, termasuk kecerdasannya.
Ada pertanyaan menggelitik terkait kecerdasan dan orangtua. Darimana kecerdasan anak diwariskan, dari ayah atau ibu? Kaum adam langsung mengklaim, bapaklah yang menurunkan kecerdasannya pada anak. Tapi kaum hawa pun tak mau kalah dan beranggapan, IQ ibulah yang berperan dalam menentukan kecerdasan anak.
Daripada saling klaim, tidak ada salahnya bila kita mengacu pada riset yang telah ada. Dilansir laman Mommyish, kecerdasan ternyata berpusat pada gen yang dikondisikan, yaitu gen yang memiliki perilaku berbeda sesuai asal mereka.
Gen itu punya label biokimia khusus sehingga dapat dilacak, juga dapat diketahui apakah gen itu aktif atau tidak. Nah, beberapa gen yang dikondisikan itu hanya berfungsi jika berasal dari ibu, sedangkan dari ayah beberapa tidak berfungsi alias tidak aktif.
Kecerdasan sendiri merupakan komponen turun temurun, yang diyakini berasal dari gen kedua orangtua. Periset Robert Lehrke berpendapat, kecerdasan berasal dari kromosom X. Sedangkan pembawa dua kromosom X adalah ibu, sedangkan ayah hanya satu. Penulis buku Sex Linkage if Intelligence ini mengatakan, ibu dua kali lebih mungkin menurunkan gen kecerdasan pada anak-anak.
Hal itu dikuatkan riset di Glasgow yang dikutip dari independent.co,uk, yang mengungkapkan, pembawa kecerdasan adalah ibu. Riset itu mewawancarai 12.686 orang yang berusia 14-22 tahun, dimana mereka diwawancarai setiap tahun sejak 1994. Hasilnya, kecerdasan mereka dapat diprediksi dari IQ sang ibu.
Meski begitu, ibu sebaiknya jangan kelewat bangga. Sebab, selain faktor keturunan, kecerdasan juga banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dr. Lana Asprey, salah satu penulis dalam buku The Better Baby Book, mengatakan, banyak riset saat ini memperkirakan faktor genetik hanya berperan sejumlah 50%, selebihnya kecerdasan anak dipengaruhi oleh lingkungan. Bahkan, beberapa pakar menuturkan, faktor stimulasi dan nutrisi memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding genetik. Lihat saja Albert Einstein, keturunan terdahulunya tidak ada yang menonjol dalam kecerdasan.
Stimulasi tepat berperan penting dalam menunjang kecerdasan. Stimulasi tepat adalah rangsangan yang diberikan secara konsisten, terus menerus, dan dilakukan sejak dini sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak, mulai merangsang perkembangan fisik, motorik, bahasa, hingga kognitif.
Contohnya, mengajak si kecil berkomunikasi secara intensif agar jumlah kosakata dan perbendaharaan katanya semakin kaya. Biarkan juga si kecil mengeksplorasi lingkungannya, sehingga ia dapat belajar berbagai hal baru, benda baru, kemampuan motorik baru, dan masih banyak lagi. Eksplorasi adalah cara anak belajar dari lingkungannya.
Selain stimulasi, ada juga faktor nutrisi, yang tak kalah penting perannya dalam kecerdasan. Kecerdasan ditunjang oleh fungsi dan kerja otak. Ibarat sebuah mesin kendaraan, otak membutuhkan pelumas berkualitas, bensin, minyak rem, dan banyak lagi agar dapat berjalan dengan baik.
Demikian juga dengan otak anak, yang membutuhkan berbagai nutrisi penting agar dapat bekerja dengan baik. Keith Corners MD, dalam bukunya Feeding The Brain: How Foods Affect Children (DecCapo Press, 2001), menjelaskan bagaimana peranan nutrien (zat gizi) dalam menunjang tumbuh kembang otak. Baik karbohidrat, lemak, protein, vitamin maupun mineral. Karbohidrat berperan dalam membangun, menyediakan glukosa, dan mengoptimalkan fungsi otak.