Orangtua Baru Bisa Buat Kesalahan Saat Urusi Anak Sakit, Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan

By Amelia Puteri, Rabu, 9 Januari 2019 | 17:22 WIB
5 tips agar Moms tak lakukan kesalahan saat mengobati pilek Si Kecil (pixabay.com/Free-Photos)

Nakita.id - Para ahli mengatakan bahwa banyak orangtua yang tidak sengaja menyia-nyiakan waktu memberikan obat anak.

Tetapi Moms mungkin pernah tidak sengaja membuat kesalahan ketika sedang mengurusi Si Kecil saat sakit.

Kesalahan dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan serta berpotensi menimbulkan efek samping yang serius, terutama pada bayi dan balita.

"Ukuran kecil anak kecil dan metabolisme yang tidak matang membuatnya jauh lebih rentan terhadap kesalahan pengobatan," jelas Daniel Frattarelli, M.D., mantan ketua komite AAP pada obat-obatan dan dokter anak di Dearborn, Michigan.

Baca Juga : Konsumsi Gorengan Tiap Hari, Berat Badan Perempuan Palangkaraya Ini Capai 350 Kg Hingga Tak Bisa Bergerak

Langkah sederhana seperti membaca label obat saat masih di apotek dapat membantu mencegah risiko yang tak diinginkan.

Berikut 5 tips agar orangtua tidak melakukan kesalahan saat mengobati Si Kecil.

1. Asal dalam memberikan obat tanpa resep

Banyak obat di apotek tanpa resep yang mengandung bahan aktif yang sama walaupun gejalanya berbeda.

Sebagai contoh, banyak formula obat flu mengandung asetaminofen, obat penurun rasa sakit, pereda demam.

Baca Juga : Tampil Modis Saat Hamil, Contek Gaya Mix and Match Ala Anissa Aziza

Jika Moms mengobati pilek Si Kecil dengan produk multi-gejala dan demamnya dengan obat tersebut, ia justru mengonsumsi dua kali lipat jumlah asetaminofen yang disarankan.

Lebih baik, untuk anak di atas usia 6 yang menderita pilek, pertimbangkan gejalanya sebelum membeli obat flu tanpa resep.

Periksa label untuk mengonfirmasi bahwa itu yang terbaik untuk gejala anak.

Jangan memberikan dua obat sekaligus kecuali diarahkan oleh dokter anak.

2. Mengabaikan perintah dokter

Sangat menggoda untuk berhenti memberikan antibiotik ketika anak tampak lebih baik.

Tetapi bakteri dapat bertahan dan menjadi resisten terhadap pengobatan jika Moms tidak mengikuti perawatan lengkap, kata Rainu Kaushal, M.D., ketua departemen kebijakan kesehatan dan penelitian di Weill Cornell Medical College di New York City.

Jika penyakitnya kembali, anak harus mulai lagi dengan antibiotik penuh yang mungkin memiliki efek samping yang lebih parah.

Lebih baik, tanyakan kepada dokter anak atau apoteker tentang menambahkan perasa atau mencampur obat dengan makanan.

Baca Juga : Vanessa Angel Bantah Terlibat Prostitusi Online, Ini Reaksi Kabid Humas Polda Jatim yang Keheranan

3. Memberikan obat untuk membuatnya tenang

Banyak orangtua memberikan obat untuk anak-anak agar membantu mereka tidur di pesawat terbang.

Tetapi beberapa anak menjadi lebih tidak tenang setelah minum obat.

Lebih baik bawa banyak mainan menyenangkan, camilan sehat, dan yang terpenting, kesabaran Moms dalam perjalanan bersama Si Kecil.

4. Salah menghitung takaran

Beberapa sendok makan biasa menyimpan dua hingga tiga kali lebih banyak cairan daripada yang lain.

Jika Moms menggunakan sendok biasa untuk menuang obat bagi Si Kecil, ini dapat menyebabkan overdosis.

Studi dari Fakultas Kedokteran Universitas New York menemukan bahwa 70% orangtua menuangkan lebih dari jumlah yang disarankan.

Pedoman baru dari AAP menyarankan tidak melakukan pengukuran dengan sendok teh dan sendok makan.

Jika memungkinkan, gunakan jarum suntik atau takar yang hanya mencantumkan pengukuran mililiter (mL).

Baca Juga : Pasang Foto Saat Umroh dengan Wajah Tanpa Makeup, Maia Estianty Disebut Seperti Mayat, Ini Jawaban Bijaknya

5. Mendasarkan dosis pada usia Si Kecil ketimbang dari berat badannya

Anak-anak memetabolisme obat secara berbeda tergantung pada berapa beratnya, bukan berapa usianya.

Perbedaan ini sangat penting jika Si Kecil kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan untuk usianya.

Karenanya, selalu berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memberikan obat tanpa resep jika berat badan Si Kecil lebih tinggi atau lebih rendah dari apa yang ditetapkan dalam kategori usianya yang sesuai pada label.

Dokter anak harus mempertimbangkan berat badan anak saat menulis dan mengisi resep.