Sulit Menahan Godaan Flash Sale, Ternyata Ada Alasan Psikologisnya!

By Anisa Annan, Kamis, 10 Januari 2019 | 20:12 WIB
Ternyata ada alasan psikologis di balik godaan belanja online (pixabay.com/mohamed_hassan)

Nakita.id - Berbelanja secara online tak bisa dipungkiri telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

Bagaimana tidak, belanja melalui internet memanjakan kita dengan berbagai kemudahan.

Berbelanja online, dibandingkan dengan belanja konvensional memang memberikan banyak kelebihan.

Baca Juga : Sering Kalap Belanja Online? Intip Tips Hemat dari Seleb Stylish Ini!

Antaralain, Moms dapat menghemat waktu, tenaga, dan pada beberapa kasus seperti flash sale Moms terasa seperti menghemat pengeluaran.

Kemudahan berbelanja online sudah cukup membuat kita sering tergoda untuk sering membeli aneka barang bukan, Moms?

Ditambah lagi godaan online shopping semakin kuat dengan munculnya promo-promo harga miring yang kelihatan sangat menguntungkan seperti flash sale.

Tak perlu keluar rumah, cukup gunakan gadget dan barang pesanan Moms dapat diantar ke depan pintu rumah.

Tentunya, dengan begitu Moms tidak perlu berdesakan di toko maupun mengantre untuk membayar belanjaan.

Berbelanja online menimbulkan sensasi menyenangkan

Jika Moms termasuk orang-orang yang sulit menahan godaan belanja online, ternyata ada penjelasan secara ilmiah dari situasi ini lo, Moms.

Taukah Moms, proses berbelanja online merupakan pengalaman psikologis yang terasa menyenangkan dan membuat kita akan kembali melakukannya.

Baca Juga : Di Balik Banting Harga Flash Sale Online Shop, Jangan Buru-buru Beli!

Situasi psikologis ini disebut sebagai kepuasan tertunda.

Melansir Psychology Today, kepuasan tertunda dari belanja online dapat meningkatkan rasa senang dan apresiasi seseorang atas barang-barang tertentu.

Coba Moms ingat, ketika memilih barang untuk dibeli secara online, Moms melakukan proses panjang menginginkan sesuatu yang baru, terasa membutuhkannya, menemukan, mengevaluasi, dan berujung memilih dari sekian banyak opsi.

Kemudian Moms menunggu sampai paket datang.

Ketika paket yang ditunggu datang, ada perasaan senang dan tanpa sadar Moms ingin merasakannya kembali.

Konsep kepuasan tertunda, ketika barang yang Moms inginkan perlu didapat dengan cara menunggu, membuat barang itu terasa semakin berharga.

Saat barang datang, rasanya seperti mendapat kejutan.

Baca Juga : Vanessa Angel dapat 15 Kali Transferan Sepanjang 2018, Transaksi Mucikari Siska Capai Rp2,8 Miliar! 

Prinsip psikologi dari kepuasan tertunda ini mungkin merupakan konsep paling menguntungkan yang dimainkan oleh bisnis online shop.

Hasilnya, online shop kini menjadi suatu kekuatan ekonomi besar.

Konsep kepuasan tertunda teryata membuat otak memberikan respon yang kuat.

Baca Juga : Kaya Raya, Hotman Paris Sebut Selebgram Ini Bisa Saingi Hidupnya

Sebuah riset menunjukkan jika orang lebih senang memilih hadiah yang tidak langsung didapat dan dirasakan.

Riset tersebut meminta pesertanya untuk memilih antara hadiah langsung atau voucher untuk hadiah lain.

Orang-orang yang memilih voucher memperlihatkan bagian otak yang berkaitan dengan rasionalitas dan pembuatan keputusan tampak lebih aktif.

Aktivitas otak yang berkaitan dengan situasi ini adalah pelepasan hormon dopamin.

Ketika berbelanja online, saat melakukan pembelian Moms mengalami pelepasan dopamin.

Baca Juga : Tak Mau Dijodohkan, Perempuan Asal Kalimantan Ini Menangis Histeris di Atas Pelaminan, Lihat Ekspresi yang Ditunjukkan Mempelai Prianya!

Sedangkan hormon dopamin sendiri merupakan hormon yang berkaitan dengan perasaan senang.

Semakin sering berbelanja online, Moms akan semakin ketagihan dengan sensasi menunggu dan mendapatkan barang yang dibeli itu.

Bukan berarti Moms tidak bisa melawan dorongan untuk berbelanja secara impulsif.

Jika Moms bijak saat memilah, tentunya Moms tetap bisa berbelanja online dengan efisien.