Hanya Untuk Pergi ke Jakarta, Warga Aceh Harus Bikin Paspor Karena Tiket Pesawat yang Dinilai Terlalu Mahal!

By Rosiana Chozanah, Sabtu, 12 Januari 2019 | 18:08 WIB
Warga Aceh ramai membuat paspor hanya untuk pergi ke Jakarta (Serambinews)

Nakita.id - Kenaikan harga tiket pesawat ternyata mempunyai dampak besar bagi masyarakat, terlebih mereka yang sering bepergian menaiki transportasi udara ini, salah satu contohnya di Aceh.

Menurut laporan Serambinews.com, sejak beberapa hari yang lalu, warga Aceh ramai-ramai membuat paspor hanya karena ingin ke Jakarta.

Sebab, mereka lebih memilih berangkat ke Jakarta melalui Kuala Lumpur, Malaysia, terlebih bagi mereka yang menggunakan uang pribadi.

Baca Juga : Harga Tiket Pesawat Melambung, Ini 8 Trik Jitu Dapatkan Tiket Murah Menurut Pegawai Maskapai

Antrean warga yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Banda Aceh, Jumat (11/1/2019) siang.

Berarti, dari Aceh mereka akan pergi ke Kuala Lumpur kemudian dilanjutkan ke Jakarta.

Berdasarkan pengamatan Serambinews dari berbagai unggahan warganet, perbandingan harga tiket antara penerbangan domestik (Banda Aceh – Medan - Jakarta atau Banda Aceh - Jakarta), dengan penerbangan melalui jalur internasional (Banda Aceh – Kuala Lumpur – Jakarta) terlihat sangat mencolok.

Harga tiket domestik Banda Aceh – Jakarta mencapai Rp3 juta, sementara harga tiket Banda Aceh – Jakarta via Kuala Lumpur, tidak sampai Rp1 juta.

Bahkan seorang anggota DPR Aceh, Asrizal H Asnawi, ikut mengungkapkan keresahannya terkait fenomena ini.

Keluhan anggota DPR Aceh tentang harga tiket naik

Baca Juga : Mantan Mucikari Robby Abbas Bongkar Biaya Prostitusi Artis Termahalnya, 'Pernah Ada yang Bayar Rp150 Juta Untuk 20 Menit!'

"Orang Aceh ke Jakarta pakai pasport, semoga orang Jakarta yg mau ke Aceh juga pakai pasport.Jelas sudah posisi kita," tulis Wakil Ketua Komisi IV DPRA ini, dalam status Facebooknya yang kemudian mengundang berbagai tanggapan warganet.

Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) yang juga ikut membuat paspor hanya untuk pergi ke Jawa, Safaruddin SH, menceritakan kisahnya.

Direktur YARA Safaruddin

Melansir laman Suar.ID, ia harus membuat banyak paspor untuk keluarganya satu bulan sebelum pergi ke Malang.

"Saya harus bikin paspor untuk empat orang, 3 anak dan seorang keluarga lain, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia," kata Safaruddin pada Jumat (11/1/2019).

Berdasarkan hasil pengecekan di situs penjualan tiket, kata Safaruddin, jika menempuh penerbangan domestik dengan maskapai Garuda Indonesia, perlu uang sebesar Rp4 juta lebih per orang untuk tiket Banda Aceh - Jakarta - Malang.

Dengan harga tersebut, setidaknya ia harus mengeluarkan uang Rp24 juta untuk enam orang.

Baca Juga : Cari Tiket Pesawat Libur Natal dan Tahun Baru? Ada 132 Ribu Kursi Tambahan dari Maskapai Ini

Sementara melalui jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp950 ribu per orang.

Maka, untuk 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp5,7 juta.

"Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp1.420.000 (Rp355 ribu per paspor), lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta rupiah," kata pemegang kartu GarudaMiles Platinum bernomor 725 054 116 ini.

Oleh karena itu, Safaruddin mengimbau masyarakat Aceh yang ingin ke Pulau Jawa agar memilih jalur Kuala Lumpur.

Baca Juga : Mainan Sederhana Paling Ampuh Agar Si Kecil Senang, Tidak Mahal!

Untuk menjawab maraknya pemrotes tentang harga tiket pesawat domestik yang naik, marketing Sriwijaya Air Palembang Okta Wulandari menjelaskan alasan mengapa sejumlah maskapai menaikkan tarif tiket pesawat, seperti yang dilansir dari Tribun Sumsel.

Untuk maskapai Sriwijaya Air tempatnya bekerja, kenaikan tarif tersebut terjadi lantaran mengikuti aturan dari Garuda Group.

Sriwijaya Air diketahui memang telah menjadi bagian dari Group Garuda Indonesia.

Garuda Group sendiri menerapkan kebijakan penjualan, komisi dan lainnya sesuai dengan kebijakan baru yang telah ditetapkan.

Okta menjelaskan bahwa hal itu tidak terjadi pada maskapai yang ada dalam Garuda Group saja.

"Bukan hanya Sriwijaya Air dan Nam Air saja yang menyesuaikan harga tiket tapi maskapai lain juga. Jadi kami tidak khawatir kehilangan penumpang karena semuanya juga menyesuaikan tarif," katanya Jumat (11/1/2019).

Sementara itu, Manajer Marketing Garuda Indonesia Cabang Palembang Meisye Paulina Tambunan menjelaskan bahwa mahalnya tiket pesawat merupakan imbas dari musim liburan akhir tahun 2018 lalu.

"Untuk saat ini masih ada imbasnya dari peak season kemarin jadi harga masih pada posisi yang baik tapi tidak melebihi dari ketentuan TBA (tarif batas atas) sesuai dengan kebijakan management kami," katanya Rabu (9/1/2019).

Selain itu, Garuda Indonesia juga menerapkan tarif batas atas menengok banyaknya maskapai di luar Garuda yang sudah mulai memberlakukan kebijakan baru.

Kebijakan baru tersebut misalnya free baggage allowance (bagasi gratis) atau aturan pemberian komisi, dan juga penambahan penghasilan (insentif) yang baru.

"Soal harga kita tidak melanggar peraturan pemerintah dan maskapai lain selain Garuda juga hingga kini belum menurunkan harga pasca puncak musim libur," jelas Meisye.

Baca Juga : Sekali Transaksi Vanessa Angel Dibayar Rp80 Juta, Mantan Mucikari Ini Sempat Ungkap Bayaran Termahal di Dunia Prostitusi Artis!