Sadari Aktivitas yang Dianggap Sepele Ternyata Bahayakan Hidup Anak

By Cecilia Ardisty, Sabtu, 26 Januari 2019 | 20:38 WIB
Sadari Aktivitas yang Kita Anggap Sepele Ternyata Bahayakan Hidup Anak (Dmytro Sheremeta)

Nakita.id - Aktivitas tidak peduli pada alam memiliki banyak dampak.

Dampak dari aktivitas tidak peduli pada alam dapat membahayakan hidup anak.

Hal ini karena anak sebagai generasi penerus yang akan menanggung akibat dari aktivitas tidak peduli pada alam yang kita lakukan.

Aktivitas tidak peduli pada alam ini terbukti pada laporan Living Planet 2018 dari WWF, populasi margasatwa menurun sebanyak 60 persen hanya dalam kurun waktu 40 tahun. 

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa hilangnya dan berkurangnya habitat alami serta eksploitasi adalah faktor utama penyebab menurunnya populasi spesies.

Baca Juga : Ingin Hidup Anak Kita Terjamin Di Masa Mendatang? Ajari Cintai Alam

Tak perlu jauh-jauh berbicara tentang eksploitasi alam, kebiasaan kita membuang sampah sembarangan entah di sungai atau di jalan sudah menjadi bentuk aktivitas tidak peduli pada alam. 

"Kita pasti sudah sering mendengar kerusakan alam di mana-mana.

November 2018, penduduk dunia sudah mencapai 7,7 miliar orang. 

Semakin banyak orang berarti kita menggunakan sumber daya alam yang sama, planet ini adalah salah satunya bukti planet yang bisa kita hidupi. 

Di tahun 2025 kita akan mencapai delapan miliar ini suatu yang serius, delapan miliar kita share satu planet, sumber daya alamnya bertahan atau tidak.

Kita harus mengajarkan kepada anak bahwa makanan itu bukan berasal dari restoran, makanan yang kita makan berasal dari alam," jelas Sally Kaiola dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara saat ditemui di kawasan Kuningan.

Sebelum mengajarkan kepada anak tentu Moms dan Dads perlu mengedukasi diri sendiri.

"Start from yourself. Orang tua dan anak adalah mitra maka berikan contoh," kata Sally.

Baca Juga : Agar Anak Tumbuh Sehat dan Bahagia, Ajarkan Ini pada Si Kecil!

Misalnya Moms memiliki hobi berkebun, ajak anak ikut bertanam di rumah dan menjelaskan kenapa kita harus berkebun.

Di situ akan terjadi diskusi antara kita dan anak. 

"Poin pentingnya adalah pintu masuknya ada di mana bagi kita untuk menceritakan suatu yang besar dan penting ini (konservasi alam)," kata Sally.

Bila pintu masuknya adalah anak menyukai hewan maka memperbolehkan anak memelihara hewan peliharaan.

Di sini kita dapat memberikan edukasi kalau kita memberi makanan kepada hewan sama dengan kita yang juga butuh makan.

Maka kita dapat memastikan anak dapat bertumbuh dengan mencintai alam dan tidak akan merusak ke depannya.