Terjadi Lagi, 5 Siswa Dibantu Orangtuanya Keroyok Petugas Kebersihan Sekolah Hingga Kepalanya Sobek

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 11 Februari 2019 | 17:34 WIB
Penganiayaan yang dilakukan oleh siswa dan orangtua terhadap petugas sekolah di SMP Negeri 2 Galesong, Sulawesi Selatan. (Kolase Tribun Manado/Instagram@nyonya_gosip)

Nakita.id - Belum hilang dari ingatan kita seorang guru honorer di Gresik ditantang oleh salah seorang muridnya beberapa lalu.

Insiden yang membuat warganet mengelus dada tersebut kini kembali terulang dan justru semakin parah lagi.

Sebuah video viral diunggah berbagai akun di media sosial, salah satunya akun Instagram @yuni_rusmini.

Baca Juga : Pasrah Saat Ditantang Muridnya, Guru Honorer Bergaji 450 Ribu Beberkan Sifat Asli Muridnya

"Astagfirullohalladzim..???????????????? #stop kekerasan , apapun alasannya tidak dibenarkan .

Menurut info :

Seorang staf di SMP Negeri 2 Galesong , takalar , sulawesi selatan di aniaya 5 siswa beserta orang tua siswa.

Entah apa awal permasalahan nya. Namun ini sangatlah fatal Dan tidak dibenarkan apalagi di lakukan di lingkup sekolah sbgi tempat pendidikan.

#mohon di tindak tegas dari pihak sekolah maupun kepolisian.

#yunirusmini fb,"

Video viral tersebut kemudian diusut oleh pihak yang berwajib dan terungkap berbagai fakta di balik penganiayaan seorang staf laki-laki di dalam video.

Melansir dari Tribun Manado, insiden memalukan etrsebut terjadi di SMP Negeri 2 Galesong, Dusun Galesong, Desa Galesong Kota, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Seorang petugas kebersihan dianiaya oleh lima orang siswa beserta orangtua siswa.

Menurut Tribun Manado yang melansir dari akun gosip @nyonya_gosip menerangkan mengenai oknum penganiayaan dan juga kronologi kejadian.

Menurut akun tersebut, kejadian berawal dari saat korban memungut sampah di luar kelas, kemudian para siswa yang disebut sebagi pelaku sebanyak lima orang tersebut mengejek korban dengan kalimat kurang sopan.

Baca Juga : 6 Fakta Nur Khalim, Guru Honorer Bergaji Rp450 Ribu yang Pasrah Saat Ditantang Muridnya

Korban yang mungkin terpicu amarah karena ejekan tersebut pun menampar satu di antara siswa sebanyak seklai tamparan.

Satu di antara siswa tersebut pulang ke rumah dan menyampaikan kejadian tersebut kepada orangtuanya.

Tak lama setelah kejadian tersebut, orangtua siswa yang menerim laporan itu mendatangi korban yang ternyata adalah seorang petugas kebersihan sekaligus security SMP Negeri 2 Galesong dan menyuruh anaknya beserta teman lainnya untuk memukul korban dengan menggunakan sapu ijuk yang mengenai kepala sebalah kiri yang mengakibatkan luka robek pada kepala sebelah kiri.

Faisal dg Pole, petugas kebersihan SMP Negeri 2 Galesong yang dipukuli siswa dan orangtuanya

Selanjutnya, insiden ini kemudian ditelusuri dan didapati korban merupakan petugas kebersihan sekaligus security di SMP Negeri 2 Galesong bernama Faisal dg Pole (38).

Dari unggahan akun Instagram @Makassar_info, diketahui jika Kronologi penganiayaan berawal ketika korban sedang memungut sampah didepan kelas.

Baca Juga : Beredar Isu Mak Vera Ambil Uang Pengobatan Olga Syahputra Untuk Judi, Begini Kata Billy Syahputra

Kemudian keempat siswa yang kebetulan berada di sekitar lokasi mengejek dan mengatai korban dengan kata-kata kasar.

Tak terima dengan perkataan para pelaku, korban kemudian menampar salah satu pelaku bernama Iqra (12).

Pelaku Iqra kemudian berlari pulang ke rumahnya dan memberitahukan perihal penamparan tersebut kepada ayahnya, Rasul Dg. Sarrang (48).

Tak berselang lama kemudian, pelaku Dg. Sarrang mendatangi korban dan langsung melakukan penganiayaan bersama anaknya (Iqra) dan tiga orang temannya menggunakan sapu ijuk bergagang besi.

Baca Juga : Viral Siswa Tantang Gurunya, Video Permintaan Maafnya Buat Warganet Geram

Tidak berselang lama dianiaya, darah dari kepala korban sudah terlihat bercucuran.

Kepala sekolah yang berada di lokasi kejadian langsung mengamankan korban dan dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Atas kejadian tersebut, korban keberatan dan melaporkan kepada polsek setempat untuk diproses secara hukum.

Dia didampingi oleh kepala sekolah SMP Negeri 2 Galesong, Hamsah dg Lallo (69 tahun) sebagai saksi.