Viral Video Perempuan Makan Sabun Mandi Bak Menikmati Es Krim, Sampai Coba Berbagai Merek

By Maharani Kusuma Daruwati, Kamis, 14 Februari 2019 | 14:24 WIB
Video perempuan makan sabun bak makan es krim jadi viral (Instagram/khosikmubarokkk)

Nakita.id - Belakangan beredar video seorang perempuan yang tengah asyik mengonsumsi sabun, Moms.

Video itu pun langsung viral dan menuai banyak komentar dari warganet.

Dalam video tersebut tampak seorang perempuan berjilbab tengah memakan sabun mandi batangan layaknya sedang menikmati es krim.

Baca Juga : Raisa Melahirkan Anak Pertama Secara Sesar, Ini Cara Cepat Pemulihan Pasca Operasi

Diketahui perempuan tersebut bernama Khosik Assyifa, Moms.

Ia pun mengunggah beberapa video dirinya tengah mengonsumsi sabun di instagramnya @khosikmubarokkk.

Khosik memulai videonya dengan membuka bungkus sabun batangan tersebut.

Lalu ia pun terlihat menggosok-gosok sabun tersebut dengan kedua tangannya.

Perempuan ini tampaknya juga membasahi sabun itu dengan air sambil menggosoknya.

Setelahnya, ia langsung menjilati dan mengulum sabun berbentuk balok tersebut.

Seperti tengah mengonsumsi es krim yang manis dan enak, ia pun terlihat begitu menikmati mengulum sabun batangan itu.

"Halo kamu tau kan ini sabun LUX, nggak tahu kenapa aku suka banget sama sabun LUX ini," ujar Khosik dalam video, lalu mengulum sabun berwarna ungu itu.

"Hmmm enak. Enak lo," lanjutnya. 

Baca Juga : Usai Divonis Kanker Darah, AHY Ungkap Kondisi Terkini Ani Yudhoyono 

Tak hanya satu, perempuan ini mengunggah tiga buah video sekaligus, Moms.

Ia pun mencicipi sabun dengan berbagai merek yang berbeda-beda.

Dirinya pun menyebut mencoba sabun dengan merek lain seperti Lifeboy dan GIV itu karena permintaan warganet.

Hobi 'aneh' yang dilakukan oleh perempuan ini bisa jadi termasuk dalam jenis gangguan makan, Moms.

Gangguan makan benda-benda asing selain makanan ini biasa disebut pica, Moms.

Ini sama halnya seperti orang-orang yang suka mengonsumsi atau makan tanah, pasir, kapur, hingga obat nyamuk.

Mengutip dari Kompas.com, pica dikarakterisasi sebagai nafsu makan untuk substansi tidak bergizi dalam jumlah besar, seperti es batu, tanah liat, kotoran, atau pasir.

Seseorang dinyatakan menderita pica jika melakukan aktivitas tersebut lebih dari satu bulan, serta bukan dari bagian dari tradisi atau kebudayaan yang ada di lingkungannya.

Pica adalah bahasa latin untuk burung magpie atau burung pemakan segala yang memiliki kebiasaan pola makan yang aneh, seperti dikutip dari Bobo.id.

Istilah Pica ini juga digunakan untuk manusia yang mengalami gangguan pola makan yang aneh.

Di mana kebiasaan pola makan ini membuat kita memakan benda-benda yang seharusnya tidak biasa dimakan.

Selain itu, mengonsumsi benda-benda bukan makanan yang umumnya keras juga menimbulkan sejumlah risiko.

Misalnya makan es batu diketahui berisiko tinggi untuk gigi pecah, terkikisnya enamel gigi, dan tegangnya sendi rahang.

Efek negatif lainnya juga ada pada sistem pencernaan yaitu melambatnya hingga berhentinya gerakan peristaltik.

Keadaan itu menyebabkan berat badan naik dengan cepat dan sulit bahkan tidak mungkin untuk menurunkan berat badan.

Tak hanya itu, pica juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih besar misalnya keracunan.

Khususnya pada anak-anak, kondisi tersebut akan menghambat perkembangan fisik dan mental mereka.

Pica juga dapat menyebabkan seseorang menjalani operasi darurat karena kerusakan usus dan kekurangan gizi.

 Baca Juga : Ani Yudhoyono Sakit Kanker Darah, Begini Potret Mesra SBY yang Setia Dampingi Istrinya

Pica dapat dipicu oleh banyak faktor seperti lingkungan, keinginan untuk memperoleh rasa, dan mekanisme neurologis seperti kekurangan zat besi atau ketidakseimbangan kimia tubuh.

Pica dikaitkan dengan gangguan mental, dan biasanya orang dengan pica juga mengalami komordibitas psikotik atau timbulnya gejala penyakit lain secara bersamaan.

Menurut Robin Elise Weiss, bidan asal Kentucky, Amerika Serikat, pica kerap dihubungkan dengan anemia.

Namun ketika seseorang makan benda bukan makanan, hal itu justru menimbulkan masalah dalam penyerapan nutrisi. "Ini konsekuensi yang ironis. Pasalnya keadaan anemia justru akan bertambah buruk dengan pica," ujarnya.