Anak Moms Sulit Dinasehati? Bisa Jadi Moms Tak Pernah Ajarkan Empati

By Cecilia Ardisty, Kamis, 14 Februari 2019 | 21:27 WIB
Anak Moms Sulit Dinasehati? Bisa Jadi Moms Tak Pernah Ajarkan Empati ()

Nakita.id - Setiap orang tua menginginkan anak mereka belajar berempati.

Dari belajar berempati anak akan tumbuh menjadi sosok yang penuh kasih sayang.

Di sisi lain berempati membuat anak jadi salah satu sosok yang dapat mengubah dunia di masa depan.

Lalu bagaimana mengajarkan anak berempati?

Melansir dari Mind Body Green, ahli saraf memiliki solusi untuk permasalahan Moms.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Anak Rentan Terkena Trauma Karena Labelling?

Mengajarkan anak untuk berempati sebenarnya dapat dilakukan di usia berapa saja.

Semakin muda anak-anak, semakin besar rasa empati berkembang.

Kalau anak Moms terlanjur bertumbuh menjadi anak yang kurang berempati jangan berkecil hati.

Masih ada harapan selama Moms ingin mengajarkannya, nah berikut cara mengajarkan anak berempati berdasarkan ahli saraf.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Mengenali Perilaku Anak yang Terkena Trauma

Mengetahui jenis empati

Sebelum mengajarkan anak rasa empati ada baiknya Moms mengenali jenis empati.

Pertama, empati emosional adalah ketika kita merasakan tarikan emosional.

Kedua, empati kognitif adalah ketika kita berpikir tentang bagaimana perasaan seseorang.

Sebagai orang tua, kita pasti menginginkan jenis empati ketiga pada Si Kecil yaitu empati yang diterapkan.

Empati yang diterapkan adalah ketika kita bertindak dengan cara yang penuh kasih terhadap orang lain.

Di dunia nyata, belas kasih adalah ketika kita belajar bagaimana menggunakan perasaan atau pikiran internal untuk mengubah hubungan kita dan memengaruhi komunitas kita. 

Dan memupuk belas kasih ini dengan mempraktikkannya.

Latihan membuat berhasil

Latihan memperkuat koneksi di jalur otak kita gunakan, untungnya kita tidak perlu sesuatu yang istimewa untuk melakukan latihan ini.

Bahkan, kita dapat meningkatkan keterampilan empati menggunakan situasi sehari-hari.

Kalau Moms punya waktu ekstra sekitar dua menit, mengajarkan anak membaca isyarat emosional di sekitar mereka.

Misalnya mengajak anak menonton film dan tanyakan emosi para pemain film tersebut.

Perempuan yang sedang berteriak-teriak misalnya, ajak anak memberikan nama emosi itu dan menumbuhkan kesadaran akan keragaman emosi.

Tak terbatas mengajarkan melalui menonton film, Moms bisa mengajarkan melalui sikap sehari-hari.

Seperti saat anak doyan makan tunjukkan kalau Moms bahagia dan lain sebagainya.

Menumbuhkan rasa kasih sayang dengan kreativitas

Imajinasi yang kuat membuat keterampilan empati tersampaikan dengan baik pada anak.

Mengajarkan anak berkreativitas adalah hal yang mendasar untuk menumbuhkan rasa kasih sayang.

Melalui kreativitas anak dapat memunculkan ide-ide, memecahkan masalah, terbuka pada ide baru, dan fleksibel pada hal apa pun.

Oleh sebab itu kreativitas dan empati saling terkoneksi.

Semakin anak menjadi sosok yang kreatif, semakin anak dapat melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda.

Baca Juga : Diduga Dorong Pacar Sampai Tersungkur, Al Ghazali Unggah Kutipan Soal Buat Masalah, Menyesal?

Menumbuhkan kasih sayang dengan mengajarkan kontrol diri

Kontrol diri memang hal yang ruwet, tetapi kita harus mengajarkan kepada anak agar bisa berempati.

Tindakan yang penuh kasih sayang membuat kita dapat mengontrol diri.

Dengan mengontrol diri sendiri kita dapat menghentikan diri sendiri dari tindakan yang berdasarkan dorongan hati, seperti melemparkan bola ke seseorang.

Memang melakukan ini tidak mudah maka membutuhkan latihan.

Kontrol diri seperti otot maka bisa membuat kita lelah dan menguras diri.

Tetapi seiring jalan, kontrol diri akan menjadi kuat bersama bertumbuhnya rasa empati.

Jadi Moms, melatih anak berempati membuat anak berperilaku dengan kasih sayang dan memiliki sudut padang yang luas.