#LovingNotLabelling: Percaya Kata-kata Adalah Doa, Jadi Alasan Soraya Larasati Hindari Labelling Pada Anak

By Nita Febriani, Jumat, 15 Februari 2019 | 15:31 WIB
Soraya Larasati hindari labelling karena percaya kata-kata adalah doa (Nakita/Indah Permata Sari)

Nakita.id - Artis cantik sekaligus Moms dari 2 orang anak, Soraya Larasati mengaku sebisa mungkin tidak melakukan labelling pada Si Kecil.

Hal ini dikarenakan Soraya Larasati percaya kalau kata-kata dari seorang ibu adalah doa bagi anaknya.

“Nggak pernah sih aku kayak gitu ke anak karena takut jadi doa, takut anaknya beneran jadi kayak gitu,” tutur Soraya Larasati saat ditemui usai acara press conference Pocari Sweat Sport Science di Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Meski Tunjukkan Kenakalan, Sandra Dewi Hanya Berani Bilang "Anak Mami Aktif Banget!"

Meski selalu berusaha sebisa mungkin untuk tidak melabeli Si Kecil, namun ternyata tetap saja ada label yang terucap tanpa sengaja baik dari Soraya maupun sang suami.

Hal ini terjadi sewaktu putra pertamanya, Dafa Danendra Amaldi Sulaeman masih kecil.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Stop Memberi Label pada Anak! Dampaknya Bisa Dibawa Hingga Anak Dewasa

“Kalo nggak sengaja, pernah. Karena anak yang pertama kan waktu dulu masih kecil lebih rewel ya, jadi pernah bilang "aduh cengeng banget sih" nah itu kan termasuk labelling ya,” ucap Soraya saat ditanya mengenai pengalamannya tak sengaja melabeli Si Kecil.

Moms kelahiran Jakarta 11 Juni 1986 ini mengatakan, hal itu terjadi karena dulu ia dan suami belum tahu bagaimana cara menanggapi anak yang rewel.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Mengenali Perilaku Anak yang Terkena Trauma

Sedangkan pada anak keduanya yang juga laki-laki, kini Soraya lebih hati-hati dalam memilih kata-kata dan lebih sudah mempersiapkan diri agar tidak lagi terjadi labelling di rumah.

Intinya, menurut Soraya, orangtua perlu belajar dari pengalaman.

Soraya mengatakan “Karena menjadi ibu itu kan nggak pernah ada sekolahnya, nggak ada tutorialnya, jadi semua berdasarkan pengalaman aja. Makanya bedanya di anak kedua kita bisa lebih prepare untuk nggak labelling.”

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Anak Rentan Terkena Trauma Karena Labelling?

Soraya pun merasa sedikit beruntung karena labelling yang ia lakukan hanya terjadi sekali saat Dafa masih kecil dan belum mengerti arti kata ‘cengeng’.

Sebagai seorang wanita, Soraya menyadari kalau kebanyakan tindakan atau kata-kata yang diucapkan wanita sering terlontar tanpa dipikirkan secara panjang sebelumnya.

Apalagi bila sedang berada dalam keadaan yang membuat emosi, wanita biasanya baru akan menyesali perbuatannya kemudian.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Memberi Sugesti Bisa Hapuskan Trauma Labelling, Lakukan di Waktu yang Tepat Moms!

Sehingga menurut Soraya sangat penting untuk memikirkan dampak psikologis Si Kecil terlebih dahulu sebelum Moms tanpa sadar melabelinya sesuatu.

“Kalo mau labelling ke anak, pertama, takutnya ucapan jadi doa. Kedua, pikirin dampaknya, labeling negatif bisa mengurangi kepercayaan diri anak dan membuat anak yakin "oh gue emang orangnya begitu ya”, padahal sebenernya nggak begitu,” kata Soraya.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dinilai Merugikan Si Kecil, Ini Cara Orangtua Menghindari Memberi Label Bagi Anak

Labelling yang dilakukan berulang-ulang oleh orangtua itulah yang menurut Soraya akan masuk ke alam bawah sadar Si Kecil dan secara otomatis membentuk karakternya.

Maka dari itu, Soraya berpesan sebisa mungkin Moms hindari labelling pada Si Kecil.

Ia pun tak ingin mengulangi labelling yang sudah terlanjur ia lakukan tersebut, karena menurutnya itu hanya akan melibatkan perasaan yang lebih tidak mengenakkan lagi untuk hubungannya dengan Si Kecil.

Baca Juga : #LovingNotLabelling : Anak Pintar Jadi Bodoh Karena Kerap Dibilang 'Dasar Anak Bodoh!